Pemerintah merencanakan target untuk pembuatan barang elektronik sendiri termasuk laptop buatan dalam negeri. Tujuannya untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk Teknologi Informasi dan Komunitas serta mengurangi ketergantungan pada impor laptop.
Diberi nama laptop Merah Putih, laptop ini diproduksi oleh PT Zyrexindo Mandiri Buana (Zyrex). Zyrex mempersiapkan produksi laptop dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan Digitalisasi Pendidikan yang diluncurkan Kemdikbud-ristek. Selain itu perusahaan juga mencoba memenuhi kebutuhan program #SiswaTOP, yakni program Satu Siswa Satu Laptop yang diluncurkan Zyrex pada 2021.
Direktur Utama perusahaan, Buana Timoithy Siddik mengatakan pihaknya telah menerima 165 ribu laptop pesanan dari Kemendikbud-Rister. "Zyrex telah menerima pesanan 165 ribu laptop dari dua distributor resmi kami dari Kemendikbud-Ristek jika dikonversikan nilainya Rp 700 miliar, dan kami siap memenuhi laptop dalam negeri sebesar Rp 17 triliun untuk tahun-tahun yang akan datang," kata Timothy.
Untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan laptop merah putih, Zyrex menambah kapasitas produksi dari 4 line menjadi 8 line. Dengan saat ini kapasitas produksi adalah 370 ribu unit laptop yang berarti bertambah menjadi 840 ribu.
Diperkirakan akan ada kebutuhan 3,9 juta laptop di dalam negeri hingga lima tahun ke depan. Angka tersebut, menurut Timothy didapatkan dari perkiraan kebutuhan nasional 1,3 juta unit serta kebutuhan dari provinsi, kabupaten, dan kota yang mencapai 2,6 juta.
"Tahun ini Zyrex sudah mengambil langkah dan sanggup menyediakan dan memproduksinya. Kami juga mengedepankan digitalisasi yang sudah berdiri 25 tahun dan menjadikan Indonesia melek digital. Kepemilikan laptop di setiap keluarga juga termasuk dari indeks prestasi TIK menjadi salah satu patokan kita maju atau tidak," ungkap Timothy.
Dalam konferensi pers, Senin (26/7/2021), Timothy mengaku belum ada gambaran soal spesifikasi laptop merah putih dari pemerintah itu. Namun menurutnya dibutuhkan laptop dengan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sebelumnya, Mendikbud-ristek Nadiem Makarim, menyebut, pemerintah menganggarkan Rp 1,3 triliun untuk pengadaan awal yakni sebanyak 190 ribu laptop untuk dikirim ke seluruh Indonesia.
"Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota akan ada pengadaan 240 ribu laptop," kata Nadiem.
Laptop itu nantinya akan disalurkan pada 8.000 sekolah di seluruh Indonesia. Total jumlah tersebut untuk memenuhi kebutuhan laptop pada tahun ajaran 2021, batas pengiriman paling lambat bulan Desember tahun ini.