Di tengah meningkatnya tantangan global terkait ketahanan pangan dan keberlanjutan, peran teknologi dalam sektor agrikultur menjadi semakin penting.
Teknologi agrikultur atau agritech menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi dampak lingkungan, dan memastikan pasokan makanan yang aman dan bergizi bagi populasi dunia yang terus bertambah.
Asia Tenggara, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, menjadi kawasan strategis dalam pengembangan teknologi ini.
Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA) hadir sebagai platform utama yang mempertemukan para pelaku industri, inovator, dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengeksplorasi masa depan pertanian di kawasan ini.
Lebih dari 300 peserta akan menghadiri pameran industri agrikultur, Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA), yang akan berlangsung di Sands Expo & Convention Center, Singapura, pada 19-21 November 2024.
AFTEA adalah platform penting bagi para pengambil keputusan, seperti produsen makanan, pengolah, pembuat kebijakan, petani, penanam, dan investor, untuk mengeksplorasi teknologi terbaru dan mempelajari produk serta makanan alternatif yang dirancang untuk mendukung dan membentuk masa depan sistem pangan.
Chen Yuyuan, direktur portofolio Constellar sebagai penyelenggara acara, mengatakan bahwa AFTEA tahun ini akan fokus pada tiga aspek utama bisnis agroteknologi: inovasi, keamanan, dan keberlanjutan.
Ketiga aspek ini bertujuan untuk mendorong kemajuan dan perkembangan industri agrikultur di wilayah Asia Tenggara.
"Inovasi mencakup solusi dan teknologi terbaru yang dapat membantu petani dan perusahaan teknologi pangan untuk meningkatkan produksi, mempercepat transformasi bisnis, memperluas jalur distribusi, dan mendapatkan dukungan finansial," ujar Chen baru-baru ini di Jakarta.
Dalam aspek keamanan, pameran ini akan menampilkan solusi yang mencakup pelacakan dan ketertelusuran makanan, desain higienis, pencegahan penipuan, standar dan sertifikasi, serta teknologi inspeksi dan deteksi.
"Sementara itu, solusi berkelanjutan berfokus pada transformasi produksi pangan dan pelestarian lingkungan melalui konservasi energi, optimalisasi sumber daya, serta pengelolaan air bersih dan air limbah," tambah Chen.
Percepatan adopsi teknologi agrikultur (agritech) di Asia Tenggara telah mendorong pertumbuhan ekosistem agrifoodtech di kawasan ini dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan yang luar biasa sebesar 54 persen, jauh melampaui CAGR 13 persen yang dicatat oleh ekosistem startup global antara tahun 2019 dan 2022.
Chen mengatakan bahwa tren investasi ini mencerminkan komitmen berkelanjutan Asia Tenggara terhadap inovasi teknologi pangan, dengan fokus pada otomatisasi, protein alternatif, pertanian dalam lingkungan terkendali, dan dekarbonisasi untuk produksi pangan yang lebih berkelanjutan dan efisien.
"Sebagai acara unggulan dari Singapore International Agri-Food Week (SIAW), AFTEA menjadi ajang bagi banyak perusahaan teknologi pertanian untuk memamerkan teknologi, produk, dan solusi inovatif yang dibutuhkan untuk masa depan industri pertanian di Asia Tenggara," jelas Chen.
Penyelenggaraan AFTEA didukung oleh Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (PISAgro), sebuah forum kemitraan antara pemerintah Indonesia, industri, dan sektor publik yang bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan sebagai bagian dari pengembangan ketahanan pangan di Indonesia.
Direktur Eksekutif PISAgro, Insan Syafaat, mengatakan bahwa dengan kondisi alam yang beragam dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia menghadapi tantangan unik dalam mengoptimalkan produktivitas pertanian, keberlanjutan, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.
"AFTEA memainkan peran penting dalam mempertemukan para pemimpin global, perusahaan rintisan, dan solusi-solusi mutakhir untuk mendorong kolaborasi yang dapat mengatasi tantangan ini secara langsung.
Kami berharap dapat berkontribusi dan menyaksikan dampak transformatif dari pertemuan ini terhadap lanskap pertanian di Indonesia," ujar Insan.
Pameran ini akan menampilkan paviliun negara dari Prancis, Hungaria, Israel, Jepang, Singapura, Spanyol, Swedia, dan Belanda.
Perusahaan besar seperti DPR, Dragino, Eurofins, Grain Arianetech, JS Biosciences, Nexton, Priva, SCIEX, dan Shenzhen FY Lighting juga akan berpartisipasi.
Selain itu, sekitar 100 perusahaan rintisan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap ekosistem agrifood dan agritech di Asia Tenggara juga akan turut ambil bagian dalam pameran ini.
Sebagai salah satu acara paling dinanti dalam kalender agrikultur, AFTEA tidak hanya sekadar pameran teknologi, tetapi juga wujud nyata dari komitmen global untuk membangun masa depan pangan yang lebih baik.
Kolaborasi yang tercipta di pameran ini diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan agrikultur di Asia Tenggara, sekaligus memacu adopsi teknologi yang lebih luas di sektor ini.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, industri, dan komunitas startup, AFTEA berpotensi menjadi titik balik yang akan memperkuat ketahanan pangan, keberlanjutan, dan pertumbuhan ekonomi di seluruh kawasan.
Masa depan sistem pangan yang lebih inovatif, aman, dan berkelanjutan kini semakin dekat, berkat kerja sama erat yang terjalin di pameran ini.
Sumber terkait: www.agrifoodtechexpo.com