Dalam era globalisasi yang semakin kompetitif, inovasi teknologi menjadi salah satu kunci utama untuk memajukan perekonomian dan meningkatkan daya saing suatu negara.
Perguruan tinggi, sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki peran strategis dalam menciptakan inovasi yang tidak hanya bermanfaat secara akademis, tetapi juga memiliki nilai komersial dan sosial.
Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia, terus berupaya mendukung inovasi melalui berbagai inisiatif, salah satunya adalah melalui Science Techno Park (STP).
Institut Teknologi Bandung (ITB) memiliki dua Science Techno Park (STP), yaitu ITB Innovation Park Bandung Technopolis dan ITB Innovation Park (IIP) Ganesha.
IIP Ganesha memainkan peran penting dalam mendukung ITB sebagai perguruan tinggi yang menghasilkan inovasi dengan dampak besar pada komersialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan, kewirausahaan, serta peningkatan kualitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Mari kita mengenal IIP Ganesha lebih dekat, dikutip dari laman https://itb.ac.id/
IIP Ganesha terletak di Jalan Ganesa No. 15E, tepat di seberang Kampus ITB Ganesha.
Kehadiran IIP Ganesha bertujuan menjadi pusat pengembangan inovasi dan ekosistem startup ITB.
Tempat ini akan memperkuat kolaborasi antara berbagai pihak seperti lembaga penelitian, industri, pengusaha, investor, dan pemerintah.
Dengan luas 2.500 meter persegi, IIP Ganesha dirancang sebagai pusat komersialisasi teknologi riset dan inovasi, akselerator startup, serta penguatan industri.
Saat ini, IIP Ganesha dikelola oleh Lembaga Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (LPIT) ITB.
Kepala LPIT ITB, Taufan Marhaendrajana, menjelaskan bahwa IIP Ganesha berperan dalam mengembangkan inovasi produk dan teknologi, transfer teknologi, komersialisasi, dan konektivitas digital.
Produk-produk inovasi di IIP Ganesha difokuskan pada empat klaster utama: infrastruktur dan kebencanaan, teknologi transportasi dan energi, pangan dan kesehatan, serta teknologi informasi dan komunikasi.
"STP ini bukan hanya tempat untuk inovasi, tetapi juga sebagai hub atau pusat yang mendorong berbagai inovasi," kata Taufan, dikutip dari laman itb.ac.id, Kamis, 8 Agustus 2024.
Inovasi yang dihasilkan dapat berupa teknologi atau keahlian dari ITB, yang kemudian akan diterapkan di industri melalui STP.
Selain itu, STP juga membina perusahaan rintisan yang diharapkan lahir dari mahasiswa dan dosen ITB.
Berikut adalah beberapa fasilitas yang ada di IIP Ganesha:
- Ruang Pertemuan: Terletak di lantai tiga, dilengkapi dengan smart TV 55", proyektor, freeflow, dan wifi.
- Aula Serbaguna: Berlokasi di lantai dua, area seluas 263 m² ini dapat menampung hingga 100 orang. Aula ini disewakan untuk umum dan cocok untuk kegiatan startup, pengembangan produk, serta jaringan industri dalam bentuk workshop, pameran, atau pertemuan bisnis. Fasilitas yang tersedia meliputi layar, proyektor, sound system, dan wifi.
- Ruang Co-Creation: Terletak di lantai empat dengan luas 210 m², ruang ini adalah tempat berkumpul bagi berbagai pihak untuk bertukar ilmu pengetahuan dan membangun ekosistem inovasi. Fasilitasnya mencakup meja kerja bersama, meja kerja khusus, freeflow, dan wifi.
- Kolaborasi Inovasi: Innovation Collaborative Office terletak di lantai tiga dengan tujuh ruang sewa yang tersedia untuk mitra industri. Ruang ini mendukung program co-creation dengan peneliti ITB dan Pusat Unggulan Teknologi. Penyewa saat ini termasuk MarkAny, Insan Optima Teknologi, Biostrak, Nusa Aksara Teknologi, dan VKTR.
Masyarakat dapat mengecek ketersediaan fasilitas-fasilitas tersebut di https://itbinnovationpark.id/en/space
Hingga kini, lebih dari 150 perusahaan rintisan telah diluncurkan dari IIP Ganesha. Lebih dari 2.000 mahasiswa ITB telah terlibat dalam pengembangan kewirausahaan, dan lebih dari 50 perusahaan rintisan telah mengikuti program inkubasi.
ITB Innovation Park juga menyediakan informasi terbaru mengenai produk-produk inovatif yang dapat diakses di https://itbinnovationpark.id/en/catalogue
Masyarakat dapat melihat berbagai produk dari Program Akselerasi Startup, Katalog Inovasi Produk, dan Simpul Inovasi.
"Beberapa produk yang telah diakselerasi antara lain Bell Living Lab, sebuah inovasi berbahan dasar kulit kopi yang diolah menjadi kulit sintetis dengan kekuatan dan elastisitas hampir setara kulit asli," ujar Taufan.
Bell Living Lab adalah perusahaan biomaterial yang fokus menciptakan material berkelanjutan melalui konversi limbah organik.
Tujuan perusahaan ini adalah menciptakan material yang lebih inklusif dan ramah lingkungan.
Perusahaan rintisan ini telah berpartisipasi dalam berbagai pameran, salah satunya di Milan Fashion Week 2021.
Produk lainnya termasuk Antrique, aplikasi untuk pemesanan dan pemantauan antrian; SIAB, aplikasi dan alat untuk memantau kualitas dan distribusi air bersih secara online dan real-time; Nasho, produk untuk membersihkan dan melapisi lensa kacamata agar bebas kabut dalam waktu 1 detik; dan Prosa.ai, perusahaan teknologi untuk pemrosesan teks dan suara dalam bahasa Indonesia.
Inisiatif seperti IIP Ganesha menunjukkan bagaimana perguruan tinggi dapat berperan sebagai katalisator dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Dengan mendukung inovasi dan kewirausahaan, ITB tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Ke depannya, kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah diharapkan dapat semakin mempercepat hilirisasi inovasi yang bermanfaat bagi Indonesia dan dunia.