Di tengah semakin pesatnya perkembangan teknologi dan ekonomi digital di Indonesia, peran startup menjadi semakin krusial dalam berbagai sektor, termasuk sektor pangan.
Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia yang lebih sejahtera dan berdaya saing, pemerintah terus mendorong kolaborasi antara sektor swasta dan publik. Salah satu program yang tengah menjadi sorotan adalah inisiatif makanan bergizi gratis yang diinisiasi oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Program ini tidak hanya mengedepankan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membuka peluang besar bagi para startup untuk berkontribusi dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan dari hulu hingga hilir.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan bahwa ratusan perusahaan rintisan (startup) di Indonesia memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam program makanan bergizi tersebut.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo, Hokky Situngkir, menegaskan bahwa ratusan startup tersebut merupakan kekuatan potensial bagi Indonesia dan harus didukung.
Ia juga menyebut bahwa, berdasarkan catatan dari platform GitHub, Indonesia akan memiliki 2,9 juta programmer pada tahun 2023.
"Ini menarik, bayangkan jika kita berbicara tentang topik makanan bergizi gratis di masa depan. Jika semua startup dipetakan dari hulu hingga hilir—mulai dari produksi, hilirisasi, hingga konsumsi—mereka bisa berperan dalam setiap tahap proses tersebut," ujar Hokky dalam acara Ngopi Bareng di Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Hokky menjelaskan bahwa proses yang dibutuhkan dimulai dari hulu, yaitu bahan baku awal, hingga hilir, yaitu produk yang siap dipasarkan.
"Jadi, dari masalah suplai ikan, tanaman, sayuran, pertanian, hingga ke middleman, logistik, rantai pasok, dan makanan, semuanya sampai pada bentuk kemasan produk oleh startup," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan bahwa Indonesia memiliki hampir 2.600 startup, menjadikannya peringkat ke-6 secara global.
"Indonesia memiliki hampir 2.600 startup dan menempati urutan ke-6 di dunia, serta peringkat pertama di kawasan ASEAN," kata Sandi dalam acara Launch Day Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Ia juga menambahkan bahwa 13 startup di Indonesia telah masuk dalam kategori unicorn dan 2 di antaranya dalam kategori decacorn.
Sandi menyebutkan bahwa dengan populasi Indonesia yang hampir mencapai 280 juta jiwa, 80% di antaranya memiliki potensi besar sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Sandi mengungkapkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia dapat mencapai US$82 miliar atau sekitar Rp1.327 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.188 per dolar AS) pada tahun 2023, dan diprediksi akan mencapai US$109 miliar atau sekitar Rp1.764 triliun pada tahun 2025.
Menurutnya, potensi tersebut bisa dicapai melalui teknologi kecerdasan buatan (AI). "Ekonomi global yang bersifat inklusif dan sustainable harus ditopang oleh kecerdasan buatan," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 untuk pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, termasuk program makanan bergizi gratis.
"APBN 2025 saat ini sedang disiapkan. Jadi, beberapa kebijakan substansial yang bersifat final, baik dari sisi penerimaan negara maupun belanja negara, akan dimasukkan dalam nota keuangan. Jadi, mohon bersabar sedikit," kata Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (5/8/2024).
Ia memastikan bahwa dana APBN sebesar Rp71 triliun akan dialokasikan khusus untuk program tersebut.
Jokowi meminta agar APBN 2025 dapat mengakomodasi program-program prioritas yang diajukan oleh pemerintahan presiden terpilih, termasuk makan siang gratis yang menjadi salah satu prioritas utama.
"Sampai saat ini, instruksi dari presiden saat ini dan presiden yang terpilih adalah bahwa total anggarannya sebesar Rp71 triliun. Untuk detailnya, presiden terpilih akan terus mempersiapkannya dengan timnya untuk pelaksanaannya," jelasnya.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah, program makanan bergizi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagaimana teknologi dan inovasi dapat bersinergi dengan kebutuhan dasar masyarakat.
Partisipasi aktif dari startup dalam berbagai tahap rantai pasok tidak hanya akan memperkuat ekonomi digital Indonesia tetapi juga memberikan dampak nyata pada kualitas hidup masyarakat.
Ke depan, kolaborasi lintas sektor seperti ini akan menjadi kunci dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, sekaligus memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan akses terhadap makanan yang bergizi dan berkualitas.