Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper menyebut setengah dari total pengguna ponsel (Hp) di Tanah Air sudah memiliki perangkat yang mendukung teknologi 5G. Diprediksi, jumlah itu meningkat menyusul lelang frekuensi eks TV Analog untuk jaringan 5G tahun depan.
"Berdasarkan Ericsson Mobility Report, ada hampir setengah dari pengguna di negara ini sudah memiliki perangkat berkemampuan 5G," ujar Jerry dalam Digital Telco Outlook 2023 di Jakarta, Selasa (6/12).
Kemudian, Jerry memprediksi akan ada 1 miliar pelanggan 5G secara global pada 2023 mendatang, bahkan setidaknya 53 persen konsumen berniat untuk mendaftar berlangganan 5G pada tahun depan.
"Laporan memperkirakan 32 juta pengguna lainnya akan mendaftar berlangganan 5G pada tahun 2023. Selain itu, pengguna potensial 5G melihat jangkauan jaringan lebih penting daripada kecepatan," tuturnya.
Maka dari itu, investasi untuk memperluas jaringan 5G di Indonesia menjadi kesempatan yang menarik. "Apalagi tahun depan lelang untuk frekuensi akan makin besar pasca pemberlakuan Analog Switch Off," katanya.
ASO merupakan bagian dari penataan ulang penggunaan frekuensi 700 Mhz. Penataan tersebut nantinya akan mengefisienkan penggunaan frekuensi sehingga didapatkan digital dividend.
Di acara yang sama, Direktur Penataan Sumber Dyaa SDPPI, Kominfo Denny Setiawan mengatakan frekuensi bekas TV analog akan dilelang pada kuartal pertama 2023.
"Di Q1 2023 insya Allah bapak ibu, kita bisa release 700 MHz. Jadi, nanti 5G bisa masuk ke pedesaan," ujarnya.
Frekuensi ini tak hanya bisa digunakan untuk jaringan 5G, tetapi juga untuk jaringan 4G."Kita sudah teknologi netral ya jadi 4G, 5G, jadi tergantung operator," katanya.
Lebih lanjut, Denny mengatakan akan ada frekuensi lain yang kemungkinan akan dirilis pada 2023, yakni frekuensi 3,5 GHz dan 26 GHz.
"Insyaallah mudah-mudahan 3,5 GHz dan 26 GHz ya. Belum tahu, tapi tahun 2023 untuk 5G operator kan harus lengkap kan coverage band, capacity band, dan mmwave," terangnya.
Terkait kapasitas masing-masing frekuensi, Denny menyebut untuk 3,5 GHz akan menyediakan 200 MHz, 700 Mhz akan menyediakan 2x45 MHz, dan 26 GHz akan menyediakan 2,7 GHz.
5G sendiri merupakan sebutan untuk jaringan seluler generasi kelima yang jauh lebih ngebut daripada 4G. Singkatnya, internetan jadi lebih cepat.
Internetan itu tak cuma untuk TikTok-an atau bermedsos ria. Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap manfaat lain dari internet ngebut.
"Dengan bermigrasi dari analog ke digital maka Indonesia akan mendapat efisiensi frekuensi digital dividen yang nantinya akan dimanfaatkan teknologi akses internet 5G dan digitalisasi terkait dengan penanganan bencana alam, pendidikan, kesehatan, serta mendukung pengembangan ekonomi digital," tutur Mahfud, Kamis (3/11) dini hari.