Di tengah persaingan ketat dalam industri perangkat lunak manajemen kinerja, Happy5, sebuah startup SaaS asal Indonesia, terus mencari cara untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan daya saingnya.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui akuisisi, yang menjadi salah satu strategi penting untuk memperkuat posisinya di pasar global. Akuisisi terhadap SugarOKR, perusahaan sejenis asal Singapura, merupakan bagian dari upaya Happy5 untuk memperluas pasar dan memperkenalkan inovasi baru di luar Indonesia, terutama di Amerika Serikat.
Didirikan di Jakarta pada tahun 2013 oleh Doni Priliandi dan Reydi Sutandang, Happy5 menyediakan perangkat lunak manajemen kinerja yang memungkinkan perusahaan untuk membuat dan mengelola tujuan, proyek, dan tugas, serta melakukan tinjauan kinerja karyawan di seluruh tim.
Sementara itu, SugarOKR, yang didirikan pada tahun 2019 oleh Timothy Kua dan Mike Nguyen, menyediakan perangkat lunak untuk manajemen dan pengaturan OKR (Objectives and Key Results).
"Mengenai ekspansi ke Amerika Serikat, kami sekarang menargetkan 20 pelanggan baru pada awal 2025.
Kami fokus pada perusahaan teknologi menengah dengan 200-1000 karyawan di sana. Target kami adalah pelanggan seperti Lattice, CultureAmp, atau Betterwork. Setelah mencapai target tersebut, kami akan menggalang dana untuk membangun tim penjualan, customer success, dan kemampuan AI," kata Doni.
Ia juga menjelaskan bahwa akuisisi ini bertujuan untuk mengalihkan pelanggan SugarOKR yang sudah ada ke platform Happy5.
"SugarOKR memiliki basis klien yang sangat kuat dengan lebih dari 4.000 praktik dan 15.000 pengguna, serta nilai SEO yang signifikan, menarik lebih dari 2.000 pengunjung tak biasa setiap bulannya," tambahnya.
Akuisisi ini juga diharapkan dapat meningkatkan posisi pasar dan daya saing Happy5 secara global, dengan fokus pada ekspansi di pasar Amerika Serikat yang lebih matang dan memiliki tingkat adopsi yang tinggi untuk SaaS.
Kinerja Bisnis Happy5
Doni menyatakan bahwa hingga paruh pertama tahun 2024, pendapatan berulang tahunan (ARR) perusahaan telah meningkat sebesar 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ia optimis bahwa peningkatan ini akan mencapai 50% hingga akhir tahun.
"Kami melihat bahwa total pasar untuk manajemen kinerja di Indonesia sangat kecil, bahkan di Asia, karena perbedaan budaya kerja. Oleh karena itu, fokus kami tahun ini adalah akuisisi pelanggan di Amerika Serikat," tambahnya.
Dengan model bisnis B2B, Happy5 telah mencapai keuntungan sejak tahun keempat operasionalnya. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2019, Doni menyebutkan bahwa mereka berhasil menggandakan pendapatan menjadi $1,3 juta, dengan margin kotor 91% dan margin bersih 5%.
"Tim kami sedang membangun praktik pemasaran SaaS kelas dunia yang mendasar untuk Happy5. Selain itu, kami berencana untuk mengubah beberapa pengguna SugarOKR dari Amerika Serikat menjadi pelanggan Happy5.
Saat ini, ada 500 tim dari Amerika Serikat yang menggunakan SugarOKR," tutup Doni.
Akuisisi SugarOKR oleh Happy5 menandai langkah penting dalam perjalanan ekspansi global perusahaan. Dengan target agresif untuk menambah pelanggan di pasar Amerika Serikat dan rencana untuk membangun kapabilitas AI serta tim penjualan yang kuat, Happy5 optimis dapat meningkatkan pertumbuhannya secara signifikan.
Melalui strategi ini, Happy5 tidak hanya memperluas cakupan bisnisnya tetapi juga memperkuat fondasi untuk menjadi pemain utama dalam industri manajemen kinerja global. Keberhasilan akuisisi ini diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Sumber terkait: www.happy5.co