Promo besar-besaran seperti 9.9 telah menjadi agenda tahunan yang ditunggu oleh konsumen e-commerce di Indonesia. Selama masa promo ini, pengguna berlomba-lomba mendapatkan diskon menarik di berbagai platform belanja online, termasuk Shopee dan Tokopedia.
Namun, sering kali peningkatan aktivitas pengguna ini menyebabkan gangguan pada sistem, yang dapat memengaruhi kenyamanan berbelanja, seperti yang terjadi pada promo 9.9 kali ini. Meskipun tidak mengganggu transaksi, gangguan fitur pelacakan barang membuat konsumen merasa khawatir dan tidak nyaman.
Platform e-commerce Shopee dan Tokopedia mengalami gangguan aplikasi saat berlangsungnya promo 9.9. Masalah ini menyebabkan pengguna tidak dapat melacak lokasi barang yang telah mereka pesan. Namun, gangguan tersebut tidak memengaruhi proses transaksi pembelian.
Berdasarkan penelusuran pada Senin (24/9) pukul 16.08, fitur pelacakan pada aplikasi Tokopedia tidak berfungsi. Biasanya, fitur ini menampilkan catatan pengiriman hingga lokasi barang, namun kini hanya muncul permintaan maaf dari pihak Tokopedia.
Belum ada tanggapan dari pihak Shopee dan Tokopedia terkait masalah ini.
Persaingan antara Shopee dan Tokopedia semakin ketat setelah TikTok memindahkan sistem pembayarannya ke Tokopedia dan menguasai 75% saham unit bisnis e-commerce milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.
Menurut Momentum Works, perusahaan riset yang berbasis di Singapura, pangsa pasar TikTok Shop di Indonesia diperkirakan akan melonjak dari 4,4% menjadi 13,2% pada akhir 2023.
Saat ini, Tokopedia menguasai 18,5% pangsa pasar e-commerce Indonesia, sementara Shopee menguasai 48,5%. Sisanya dipegang oleh platform lain seperti Blibli dan Lazada.
Persaingan di pasar e-commerce berpotensi berubah setelah kemitraan strategis antara TikTok dan Tokopedia.
Direktur ekonomi digital sekaligus ekonom Center for Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyatakan bahwa kompetisi antara Shopee, TikTok, dan Tokopedia akan semakin sengit, terutama dalam bidang live trading.
Meskipun saat ini Shopee masih mendominasi, penggabungan antara TikTok dan Tokopedia dapat mengubah dinamika pasar.
Menurut Huda, meski TikTok menguasai mayoritas saham Tokopedia, Shopee diperkirakan tidak akan tinggal diam. Sea Group, pemilik Shopee, tidak akan membiarkan ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengganggu dominasi mereka di pasar e-commerce.
Google memprediksi nilai transaksi bruto (GMV) e-commerce Indonesia akan mencapai US$82 miliar pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 15%. Angka ini diperkirakan akan terus naik hingga US$160 miliar pada tahun 2030.
Ke depan, persaingan di sektor e-commerce Indonesia diperkirakan akan semakin ketat, dengan masuknya pemain besar seperti TikTok yang menggabungkan kekuatan dengan Tokopedia.
Di tengah dinamika ini, kemampuan platform seperti Shopee dan Tokopedia untuk mengatasi masalah teknis dan memberikan layanan yang lancar akan menjadi salah satu faktor penting dalam mempertahankan kepercayaan konsumen.
Sebagai pengguna, penting untuk memahami bahwa gangguan teknis dapat terjadi di tengah tingginya aktivitas transaksi, namun para pelaku industri diharapkan terus berinovasi untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih baik.