Teknologi dan inovasi terus menjadi kekuatan pendorong dalam menciptakan solusi bagi berbagai masalah kesehatan global.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi dunia medis adalah deteksi dini penyakit, yang dapat secara signifikan meningkatkan peluang kesembuhan. Di sinilah teknologi memainkan peran krusial, dengan memungkinkan akses yang lebih mudah dan akurat dalam pemeriksaan kesehatan, bahkan di wilayah yang minim fasilitas.
Dua lulusan berprestasi Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI), Andini Putri Pramudya dan Salsabila Zahra Chinanti, akan mewakili startup HerLens dalam babak final Global Finals kompetisi Hult Prize di London, Inggris.
Pencapaian HerLens hingga tahap ini merupakan hasil kerja sama mahasiswa Fasilkom UI dan Teknik Biomedis UI, di bawah bimbingan Dr. Gatot Purwoto, Sp.OG (Subsp. Onk), Prof. Laila Nuranna, Sp.OG (Subsp. Onk), dan Dr. Tofan Widya Utami, Sp.OG (Subsp. Onk) dari Departemen Onkologi dan Ginekologi RSCM-FKUI, serta tim Female Cancer Program FKUI-RSCM.
Sebagai tim Indonesia pertama yang lolos ke final, HerLens akan bersaing dengan lima startup global lainnya.
Andini dan Salsabila optimis dapat meraih juara dan memenangkan hadiah sebesar $1 juta USD, yang akan digunakan sebagai pendanaan awal untuk HerLens.
HerLens adalah startup yang disponsori oleh Direktorat Inovasi dan Sains Techno Park (DISTP) UI dan Apple Developer Academy @BINUS. Sebelumnya, mereka telah bersaing di Hult Prize Global Summit 2024 di Mumbai, India, pada Juni lalu, dan berhasil menjadi salah satu dari 16 semifinalis yang maju ke Inggris.
HerLens merupakan pionir dalam pengembangan solusi inovatif untuk pencegahan kanker serviks, dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi penyakit ini dengan tingkat akurasi 95%.
Aplikasi HerLens, yang tersedia di iOS dan Android, memastikan akses universal bagi wanita untuk deteksi dini dan pencegahan kanker serviks.
Seluruh ahli medis yang terlibat dalam proyek ini memastikan bahwa teknologi HerLens didasarkan pada landasan ilmiah yang kuat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan.
“Deteksi dini kanker serviks sangat penting, dan salah satu metode skrining sederhana dan murah yang dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan adalah pemeriksaan serviks, IVA-DoVIA. Dengan aplikasi HerLens, diharapkan pemeriksaan IVA-DoVIA dapat dilakukan di seluruh tempat di Indonesia,” ujar Prof. Laila Nuranna, Sp.OG (Subsp. Onk).
Dr. Gatot Purwoto, Sp.OG (Subsp. Onk), MPH, juga memberikan apresiasi kepada tim HerLens atas prestasi mereka dalam seleksi inovasi kompetisi Hult Prize Global Accelerator Program 2024. Dr. Gatot berharap inovasi kecerdasan buatan HerLens dapat mendukung program skrining kanker serviks melalui metode Documented Visual Inspection with Acetic Acid (DoVIA).
Program ini digagas oleh Program Kanker Wanita, Divisi Onkologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKUI-RSCM, bekerja sama dengan Female Cancer Foundation Leiden University Medical Center, untuk mendukung upaya WHO dalam mengeliminasi kanker serviks.
HerLens telah melalui berbagai tahap untuk menjadi finalis. Perjalanan mereka dimulai dari babak penyisihan di Hult Prize Global Summit, di mana mereka terpilih dari 16 tim yang bersaing.
Selanjutnya, tim yang terpilih mengikuti pelatihan dan mentoring di Hult Prize Global Accelerator di Ashridge House, Inggris, selama tiga minggu sejak pertengahan Agustus 2024.
Pada 2 September 2024, HerLens terpilih sebagai salah satu dari enam tim yang akan maju ke final pada 6 September 2024. Keenam finalis ini akan memperebutkan hadiah sebesar $1 juta, yang didanai oleh Hult Foundation dan pendiri EF Education First.
“Hult Prize telah menjadi katalisator inovasi mahasiswa selama lima belas tahun,” ujar Lori van Dam, CEO Hult Prize Foundation. Hult Prize adalah kompetisi yang mendorong wirausahawan mahasiswa untuk memecahkan masalah global melalui kewirausahaan sosial.
Sekitar 10.000 tim dari 110 negara mengikuti kompetisi tahunan ini, yang bertujuan menciptakan bisnis dengan dampak sosial yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.
Para finalis akan mempresentasikan ide bisnis mereka di hadapan panel juri, dan pemenangnya akan mendapatkan dana $1 juta untuk mewujudkan ide tersebut.
Keberhasilan HerLens dalam mencapai babak final kompetisi Hult Prize bukan hanya kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga harapan baru bagi dunia kesehatan, khususnya dalam pencegahan kanker serviks.
Inovasi yang ditawarkan HerLens melalui teknologi kecerdasan buatan dapat membawa perubahan signifikan dalam kehidupan banyak wanita. Dengan dukungan yang terus berkembang, baik dari akademisi maupun industri, langkah-langkah inovatif seperti ini berpotensi menjadi solusi nyata untuk permasalahan kesehatan global yang mendesak.
Ke depannya, dengan adanya pengembangan lebih lanjut dan pendanaan yang cukup, HerLens diharapkan dapat mengoptimalkan layanannya dan menjangkau lebih banyak masyarakat.
Terobosan teknologi seperti ini membuktikan bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan, teknologi, dan kesehatan dapat menciptakan dampak sosial yang luas dan bermanfaat bagi dunia.
Sumber terkait: https://www.herlens