Qiscus adalah startup penyedia layanan chatting yang terus berkembang pesat dengan menyediakan layanan komunikasi kepada konsumen di berbagai negara. Berdiri sejak tahun 2013, Qiscus telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menghadirkan solusi komunikasi yang inovatif dan efisien.
Berfokus pada pengembangan teknologi otomatisasi dan integrasi saluran komunikasi, Qiscus telah berhasil menarik minat dan kepercayaan dari banyak pelaku usaha kecil dan menengah di seluruh dunia.
Qiscus menyediakan layanan kepada konsumen di 17 negara. Perusahaan ini juga telah menghasilkan keuntungan sejak tahun 2019. "Kami sudah untung sejak 2019. Kami sangat fokus pada fundamental," kata Delta Purna Widyangga, pendiri dan CEO Qiscus, dalam sebuah diskusi tertutup dengan para jurnalis di Jakarta, Rabu (31/7).
Startup Qiscus menawarkan produk, seperti:
- Qiscus AI Assistant, yaitu teknologi otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi komunikasi
- Qiscus Customer Satisfaction Survey
- Qiscus Shop
- Qiscus Customer Data Platform yang mengoptimalkan penggunaan data pelanggan untuk layanan yang lebih personal
- Qiscus Omnichannel Chat yang menggabungkan berbagai saluran komunikasi seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook ke dalam satu platform
- Qiscus CRM untuk mengelola penjualan dan interaksi pelanggan secara efektif
- Qiscus Ticketing, sistem kolaborasi tim untuk menangani permintaan pelanggan
- Cloud Call Center, solusi call center berbasis cloud.
Qiscus mengintegrasikan percakapan pelanggan dari lebih dari 20 aplikasi ke dalam satu platform. Fitur-fitur yang disediakan antara lain:
- Chatbot dan Robolabs: Teknologi chatbot untuk merespons dengan cepat setiap obrolan pelanggan
- Call Center Qiscus: Solusi telepon cloud PBX yang efisien untuk call center
- Qiscus AI Assistant: Tim dukungan pelanggan berbasis teknologi AI
Delta mengatakan bahwa perusahaan bekerja sama dengan produsen ChatGPT, OpenAI, untuk menyediakan Robolabs. Ia belum menghitung detail biaya penggunaan chatbot AI ini, namun jumlahnya diperkirakan kurang dari Rp1 miliar.
Startup Qiscus memiliki tiga lokasi kantor, yaitu di Yogyakarta dan Jakarta di Indonesia, serta di Singapura. Perusahaan ini juga hadir di Malaysia dan berencana untuk berekspansi ke pasar-pasar lain di Asia Tenggara, seperti Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Hingga saat ini, pelanggan perusahaan berasal dari 17 negara, termasuk rumah sakit di Lebanon. "Kami melayani dua ribu pelanggan. Sebanyak 80% di antaranya adalah usaha kecil dan menengah, atau UKM," kata Delta.
Pelanggan startup Qiscus di Indonesia antara lain Indosat Ooredoo, Halodoc, BPJS Kesehatan, Ruangguru, eFishery, Wardah, Lemonilo, Pizza Hut, Kraft Heinz, Jenius, Ajaib, SeaBank, Bibit, Kredivo, BRI Life, FIF Group, Bluebird, Gramedia, Modena, Privy, Polytron, dan SiCepat Express.
Menurut Delta, perusahaan ini menawarkan biaya yang lebih terstruktur dibandingkan para pesaingnya dan memiliki pengalaman yang luas dalam menangani konsumen di Indonesia. Lebih lanjut, perusahaan rintisan ini menerima pendanaan sebesar US$2 juta, atau sekitar Rp31,7 miliar, dari perusahaan modal ventura 6 tahun lalu.
Dengan pertumbuhan yang konsisten dan fokus pada inovasi teknologi, Qiscus telah membuktikan diri sebagai pemain penting dalam industri layanan chatting. Keberhasilannya dalam menghasilkan keuntungan sejak 2019 menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki model bisnis yang solid dan mampu bersaing di pasar global.
Dengan rencana ekspansi ke lebih banyak negara di Asia Tenggara, Qiscus berpotensi untuk semakin memperluas jangkauan dan dampaknya di industri ini.
Sumber terkait: www.qiscus.com