Hingga Rabu (22/9/21) siang, Telkomsel masih bertengger di trending 1 Twitter mengenai keluhan layanan koneksi internet yang buruk. #indihomedown juga masih ramai dibicarakan. Kedua layanan milik Telkom Group itu, baik IndiHome dan Telkomsel mulai mengalami gangguan sejak Minggu (19/9/21) sore.
Dilaporkan adanya gangguan pada kabel bawah laut Jawa, Sumatera, dan Kalimantan untuk ruas Batam-Pontianak. Hal ini menyebabkan sejumlah titik di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Natuna, Kalimantan, Sulawes, dan Papua terdampak.
Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin, juga mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pemulihan terhadap layanan internet yang terdampak.
"Saat ini kami bersama TelkomGroup sedang berusaha untuk menemukenali penyebab gangguan, dan memprioritaskan percepatan pemulihan akses layanan internet di seluruh wilayah yang terdampak," kata Denny.
Kabel bawah laut sendiri telah dikenal sebagai sarana penghubung jaringan internet sejak lama. Dilansir dari onesteppower.com, kabel bawah laut telah dimanfaatkan sebagai sarana penghubung komunikasi sejak 1858.
Pada waktu itu, kabel bawah laut pertama kali digunakan untuk kepentingan menghubungkan jaringan telegraf dari satu wilayah ke wilayah lain, terutama wilayah yang terpisahkan oleh lautan.
Kinerja kabel bawah laut dalam menghubungkan satu orang dengan orang lain sangat luar biasa pada zamannya. Dalam hitungan menit, pesan yang dikirimkan melalui telegraf dapat sampai dalam hitungan menit.
Kabel bawah laut memiliki cara kerja yang mirip seperti kabel biasa. Bedanya, seperti dilansir dari britannica.com, konduktor kabel bawah dibaluti oleh lapisan yang lebih tebal untuk menghindari korsleting akibat air laut.
Lapisan kabel yang tebal tersebut membuat kabel bawah laut tampak seperti sebuah kabel raksasa. Dilansir dari onesteppower.com, kabel bawah laut didesain untuk bertahan selama 25 tahun di bawah air. Sebab, mengganti kabel bawah laut secara berkala tentu akan menyulitkan.
Selain itu, beberapa kabel bawah laut memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Kabel yang dikubur di bawah lantai samudra memiliki lapisan yang lebih tipis dibandingkan kabel yang diletakkan di atas lantai samudra.
Lantas, mengapa maasih memakai kabel laut daripada satelit?
- Transmisi kabel laut yang cepat dan murah
Kabel bawah laut bisa memiliki bandwidth hingga ukuran beberapa terabit per detik. Di sisi lain, satelit biasanya hanya memiliki bandwidth 1.000 megabit per detik (1000 megabit = 0,001 terabit).
Selain bandwidth-nya yang besar, kabel bawah laut juga bisa mentransmisikan data lebih cepat dibanding satelit. Di sisi lain, transmisi data dari satelit ke Bumi biasanya membutuhkan waktu yang tidak instan, tergantung jarak satelit tersebut ke titik atau server tujuan.
Kecepatan transmisi data ini sering dikaitkan dengan latensi, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan data untuk bergerak dari satu server ke server lainnya. Dengan kata lain, penggunaan kabel laut akan turut memangkas latensi serendah mungkin, sehingga pengguna bisa memberikan informasi melalui internet secara real time.
- Kabel laut tahan terhadap electromagnetic interference (EMI).
Satelit rentan terkena gangguan EMI karena gelombang radio bisa bertabrakan dengan gelombang elektromagnetik di suatu titik, sehingga koneksi internet bisa saja terganggu.
Meski demikian, karena satelit mengorbit di luar bumi, maka koneksi internet yang dipancarkan bisa disediakan ke berbagai wilayah yang berbeda, seiring pergerakan satelit tersebut.