Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi (Kemendikbud-ristek) berencana mengalokasikan dana sebesar Rp2,4 triliun untuk pengadaan 240 ribu laptop bagi pelajar di Indonesia.
Dengan asumsi seperti itu, sejumlah pihak menduga harga laptop Merah Putih ini mencapai Rp10 juta per unit. Padahal spesifikasi laptop tersebut rendah, yakni tak mencapai Rp 5 juta per unit.
warganet menilai bahwa Laptop Merah Putih ini terlalu mahal jika dibandingkan dengan spesifikasinya yang minim.
Apalagi sistem operasi laptop ini berada pada sisttem operasi OS. Chrome OS merupakan sistem operasi buatan google yang berbasis kernelnya Linux yang mirip dengan yang ada pada android dan Chromebook. Jadi ketika laptop tersebut menyala, akan muncul Browser Chrome. Hal inilah yang membuat segala aktivitas pada laptop ini harus menggunakan browser.
Namun yang perlu diketahui, Laptop Merah Putih berbeda dengan laptop pelajar dari Kemendikbud. Laptop Merah Putih merupakan produk laptop yang dikembangkan oleh Kemenristekdikti bersama beberapa perguruan tinggi, seperti ITB, ITS, dan UGM yang membentuk konsorsium untuk menjalin kerjasama dengan industri TIK dalam negeri.
Saat ini, pengembangan laptop merah putih ini masih terus dilakukan, termasuk pengisian software, desain, dan penyesuaian untuk masyarakat tunanetra. Laptop untuk pelajar dari Kemdikbud akan diluncurkan tahun ini, sedangkan Laptop Merah Putih baru akan dipasarkan pada tahun 2022.
Di 2021 TKDN pada laptop merah putih memiliki persentase 25 hingga 30 persen, tahun depan persentasenya lebih dari 40 persen dan pada 2023 memiliki persentase 40 hingga 65 persen. Sejumlah produsen laptop lokal dilibatkan untuk proyek ini.
"Laptop merah putih ditujukan untuk membangkitkan industri produsen laptop lokal yaitu program pengembangan dari konsorsium 3 universitas. Universitas melakukan riset dan periset ini bekerja sama industri dalam negeri bagaimana bisa memproduksi laptop lebih baik di Indonesia yang menyasar TKDN tinggi," kata Samsuri, Karo Perencanaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-ristek).
Sementara dijelaskan Samsuri, laptop pelajar besutan Kemendikbud-ristek untuk sementara waktu tidak untuk penggunaan proses belajar mengajar di universitas di Indonesia. "Dan laptop pelajar untuk penggunaan sekolah (SD, SMP dan SMA), yang diharapkan 2024 tuntas. Untuk laptop merah putih masih sekadar slogan. Ini [laptop merah putih] masih digodok, tapi kemungkinan prototipenya sudah ada," ucap Samsuri.
Samsuri menjelaskan bahwa laptop pelajar dari Kemdikbud nantinya akan diberikan kepada sekolah yang belum memadai dalam hal peralatan TIK. M Samsuri juga mengungkapkan bahwa laptop untuk pelajar ini dimulai dengan harga sekitar Rp 5 juta hingga Rp7,5 juta per unit.
Kemendikbud-ristek kemudian meluruskan isu terkait program laptop untuk pelajar. Harga yang beredar (10 juta per unit) bukan untuk laptop semata, namun termasuk aksesoris pendukungnya seperti router, connector, printer, dan scanner.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud Ristek, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, proyek pembuatan Laptop Merah Putih merupakan kelanjutan dari kesuksesan membuat tablet bermerek Dikti Edu yang digarap bersama ITB.
Paristiyanti menjelaskan, saat ini pengerjaan laptop Merah Putih masih terus dilakukan. Laptop buatan anak dalam negeri yang dipasarkan pada 2022 tersebut dibanderol dengan harga yang beragam bergantung pada tipenya. "Harganya sekitar Rp 5 juta-Rp 7,5 juta tergantung tipe, dan di 2021 ini kami produksi 10.000 unit dengan harga yang Rp 5 juta," jelas Paristiyanti.