Pemerintah Indonesia resmi memberlakukan tarif impor nol persen untuk produk-produk asal Amerika Serikat. Di sisi lain, Amerika Serikat memberlakukan tarif impor sebesar 19% terhadap produk asal Indonesia. Kebijakan ini berpotensi membuat produk-produk buatan Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia menjadi lebih murah.
Lalu bagaimana dengan harga jual iPhone di Indonesia? Apakah harganya akan menjadi lebih murah?
Meski iPhone adalah produk dari perusahaan asal Amerika Serikat, Apple Inc., secara fisik sebagian besar iPhone dirakit dan diproduksi di China. Secara aturan perdagangan internasional, iPhone diklasifikasikan sebagai produk asal China karena proses perakitannya dilakukan di sana, meskipun mereknya berasal dari Amerika Serikat.
Kiranjeet Kaur mengatakan bahwa iPhone tetap diklasifikasikan sebagai produk asal China, "iPhone akan dianggap sebagai produk buatan China, bukan buatan Amerika Serikat, karena proses produksinya tidak dilakukan di AS. Jadi, kesepakatan tarif baru ini kecil kemungkinan akan berdampak pada harga iPhone," kata Kiranjeet Kaur kepada KompasTekno, Kamis (24/7/2025).
Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), juga mengungkapkan pandangan serupa.
Ia mengatakan, Apple memang perusahaan Amerika Serikat, tapi karena proses perakitan iPhone dilakukan di luar negeri, terutama di China. Oleh karena itu, produk ini tidak termasuk dalam daftar barang yang mendapat fasilitas tarif nol persen.
"Dampak dari nol persen tarif produk Amerika itu bukan iPhone-nya yang jadi murah, karena iPhone ini made in-nya China," kata Bhima kepada KOMPAS.com.
Oleh karena itu, kebijakan tarif nol persen di Indonesia terhadap produk-produk asal Amerika Serikat tidak membuat Harga iPhone di Indonesia menjadi lebih murah. Namun, Kebijakan tarif nol persen ini justru diperkirakan akan berdampak pada produk-produk industri berat dan sektor energi.
Berikut produk-produk yang diprediksi akan turun Harga
1. Kedelai, gandum, dan jagung
2. Bahan bakar dan produk Kimia
3. Pesawat terbang dan suku cadang
4. Bahan baku industri
5. Produk tekstil
6. Plastik
Sebagai timbal balik dari kebijakan ini, Amerika Serikat juga menurunkan tarif impor untuk produk-produk Indonesia dari semula 32% menjadi 19%. Ini menjadi peluang besar bagi eksportir Indonesia untuk meningkatkan daya saing produknya di pasar Amerika Serikat dan meningkatkan investasi asing untuk mendukung produksi ekspor.
Kebijakan ini menunjukkan bahwa relasi dagang bilateral tak hanya berdampak pada harga produk tertentu seperti iPhone, tetapi juga membawa konsekuensi lebih luas bagi struktur ekonomi dan perdagangan nasional.