Sebelumnya, Apple mengklaim akan menghadirkan fitur untuk menghindari pelecehan seksual pada anak (Child Sexual Abuse Material/CSAM).
Pernyataan itu menuai kritik dari sejumlah pihak. Head of WhatsApp, Will Cathcart, menilai Apple telah mengambil cara yang salah terkait fitur 'Keamanan Anak' terbaru yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual.
"Saya membaca informasi yang dikeluarkan Apple kemarin dan saya khawatir. Saya pikir ini adalah pendekatan yang salah dan kemunduran bagi privasi orang di seluruh dunia," cuitnya di akun Twitter @wcathcart.
Dalam cuitannya, Cathcart mengatakan Apple 'telah membangun perangkat lunak yang dapat memindai semua foto pribadi di ponsel pengguna'.
Cathcart menilai pendekatan Apple 'sangat memprihatinkan', di mana Apple melibatkan pengambilan 'hashes of images' yang diunggah ke iCloud dan membandingkannya dengan database yang berisi gambar CSAM yang diketahui. Demikian sebagaimana diwartakan The Verge, Sabtu (8/8/2021).
Cara yang disebut sistem hashing ini memungkinkan Apple untuk menyimpan data pengguna terenkripsi dan menjalankan analisis di perangkat sambil tetap mengizinkan perusahaan untuk melaporkan pengguna ke pihak berwenang jika mereka ditemukan membagikan gambar pelecehan anak.
"Orang-orang bertanya apakah kami akan mengadopsi sistem ini untuk WhatsApp. Jawabannya adalah tidak," Cathcart menegaskan.
Bukan hanya bos WhatsApp, beberapa ahli teknologi dan organisasi juga menyampaikan kekhawatirannya, termasuk Edward Snowden, Electronic Frontier Foundation (EFF), Matthew Green, dan masih banyak lagi.
Edward Snowden me-retweet artikel Financial Times tentang isu tersebut, memberikan karakterisasinya sendiri tentang apa yang dilakukan Apple.
"Apple berencana memodifikasi iPhone untuk terus memindai 'barang selundupan'," cuitnya sambil mengutip pernyataan profesor teknik keamanan Ross Anderson.
EFF bahkan merilis pernyataan yang mengecam rencana Apple. EFF menjelaskan secara rinci tentang bagaimana mereka meyakini langkah-langkah 'Keamanan Anak' Apple dapat disalahgunakan oleh pemerintah dan bagaimana mereka 'merampas' privasi pengguna.
Matthew Green, profesor di Universitas Johns Hopkins, meminta fitur tersebut ditarik sebelum diumumkan secara publik. Dia men-tweet tentang rencana Apple dan bagaimana sistem hashing dapat disalahgunakan oleh pemerintah dan aktor jahat.
Klaim memberikan "Keamanan pelecehan seksual pada anak" nyatanya benar-benar mengerikan, karena akan mengarah pada pengawasan massal terdistribusi dari ponsel dan laptop pengguna.