Tahun 2010 merupakan tahun awal mulai berkembangnya ekosistem investasi startup digital di Indonesia. Bermula ketika East Ventures memberikan dana segar kepada Tokopedia dan adanya suntikan dana PT Telekomunikasi Indonesia kepada Plasa.com (sekarang Blanja.com).
Selain itu, tahun 2014 Northstar Group, perusahaan asal Singapura, menanamkan modal ke Gojek. Hal ini menjadikan startup lebih matang dari segi ekosistemnya. Awalnya memang peluang bisnis startup ini terlihat meyakinkan. Hal ini dibuktikan dengan nilai investasi startup digital yang mencapai 40 triliun rupiah di kuartal pertama tahun 2017
Sebagai perusahaan rintisan yang belum lama didirikan, startup memang berfokus pada digitalisasi teknologi dan komunikasi yang masih berada dalam fase riset and development (R&D).
Kemajuan teknologi digitalisasi yang pesat di Indonesia membuat startup-startup dalam negeri cepat berkembang. Selain itu, perusahaan yang dalam fase R&D akan terus mengikuti perkembangan zaman, sehingga cepat beradaptasi akan adanya perubahan. Hal ini lah yang menjadi kelebihan tersendiri mengapa startup di Indonesia cepat berkembang.
Startup juga sebagian besar didirikan oleh anak muda yang kreatif, suka berinovasi, berani mengambil tantangan dan terobosan baru, dan fleksibel sehingga lebih menarik minat generasi muda untuk berkontribusi di dalamnya.
Namun, satu yang menjadi masalah akhir-akhir ini yakni banyak startup yang melakukan Pemutusan Kerja Karyawan (PHK). Mengapa hal ini dapat terjadi?
Startup-startup besar di Indonesia seperti PT GoTo Gojek Tokopedia, Shopee Indonesia, hingga startup edutech seperti Ruangguru, Zenius, dan Pahamify mulai mengurangi jumlah karyawan mereka.
Terbaru, perusahaan induk Google, Alphabet dikabarkan akan melakukan PHK terhadap 10.000 karyawannya. Pekan lalu, The New York Times melaporkan bahwa Amazon sedang bersiap untuk memberhentikan 10.000 karyawan dari organisasi perangkat, divisi ritel, serta divisi sumber daya manusia.
Berbagai asumsi beranggapan mengenai PHK yang dilakukan oleh startup besar di Indonesia ini.
Mulai dari, kehabisan modal, proses operasional yang kurang optimal, kesulitan mendapat pendanaan, dan ada yang menghubungkan dengan ancaman resesi 2023. Adanya ancaman resesi tersebut membuat berbagai petinggi startup lebih berhati-hati dan melakukan efisiensi, sehingga berakhir dengan mengurangi jumlah karyawan.
Berbeda dengan hal tersebut, Presiden RI, Joko Widodo saat BUMN Startup Day (Senin, 3/10/2023) menilai bahwa hampir 80 - 90% startup di Indonesia tidak bisa bertahan karena tidak mampu melihat kebutuhan pasar, tidak mampu mengidentifikasi masalah yang sebenarnya terjadi dalam masyarakat.
Doug Leone, seorang miliarder dari Amerika Serikat yang merupakan mantan mitra pengelola Sequoia Capital mengungkapkan bahwa tren PHK startup ini belum bisa berakhir dalam waktu dekat.
"Kini, kita mengalami krisis global. Suku bunga acuan meningkat di seluruh dunia, konsumen global mulai kehabisan uang, kita mengalami krisis energi, dan kemudian kita memiliki semua masalah tantangan geopolitik." Ujar Doug Leone.
Semua kondisi ini telah memaksa para pemimpin sektor teknologi dan investor untuk mempertimbangkan suku bunga yang lebih tinggi dan kondisi ekonomi makro yang memburuk.
Hal ini membuat banyak startup tidak mudah untuk lagi mendapatkan suntikan dana dari para investor. Para pendiri startup pun mulai memberikan peringatan bahwa sudah waktunya mengendalikan pengeluaran perusahaan dan fokus pada fundamental.
Doug Leone mengatakan saat ini banyak startup mengalami penurunan valuasi dan dia tidak mengharapkan valuasi perusahaan teknologi pulih setidaknya hingga 2024.
"Perkiraan saya adalah kita tidak akan lolos begitu cepat," kata Leone.
Dia menambahkan, "Saya pikir kita harus siap untuk waktu yang lama di mana kita akan menemukan ... konsumen kehabisan uang, permintaan menurun, anggaran perusahaan teknologi dipotong."
Krisis global ini memang berdampak untuk sektor apapun. Menekan pengeluaran perusahaan, terutama mengurangi gaji karyawan merupakan salah satu langkah untuk tetap menjaga going concern startup itu sendiri.