Perusahaan rintisan teknologi konstruksi asal Indonesia, Gravel, berhasil meraih pendanaan sebesar US$ 14 juta, atau sekitar Rp 216 miliar.
Investor Amerika Serikat yang memberikan investasi ini adalah Weili Dai, salah satu pendiri Marvell Technology Group, pimpinan eksekutif Cadence Design Systems, Walden International Lip-Bu Tan, dan New Enterprise Associates (NEA). SMDV dan East Ventures juga termasuk di antara para investor lain yang ikut serta.
Menurut Co-Founder dan Chairman Gravel, Nicholas Sutardja, pendekatan kreatif perusahaan ini tidak hanya mentransformasi sektor konstruksi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup para tukang bangunan di Indonesia.
Dalam siaran pers pada hari Senin, 12 April, Nicholas mengatakan, "Ada misi-misi yang memiliki dampak sosial yang besar di mana Indonesia hanyalah permulaan, karena dampaknya dapat menyebar secara global." Ia percaya bahwa solusi teknologi yang diusulkan dapat diterapkan di seluruh dunia. Gravel memiliki pandangannya terhadap proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Diperkirakan industri kerikil akan berkembang 45 kali lipat antara tahun 2020 dan 2022. Sekitar 1,7 juta tukang bergabung menjadi pekerja.
Sejak didirikan pada tahun 2019, perusahaan rintisan ini telah menyelesaikan lebih dari 6.000 proyek di 20 provinsi, termasuk Teater IMAX Keong Mas, Jakarta International Stadium, LRT Jabodebek, dan Rumah Sakit Pelni.
Gravel, sebuah perusahaan rintisan di bidang konstruksi, menawarkan layanan-layanan berikut ini:
- Arsitek
- Studi desain untuk menghasilkan gambar dan pemikiran untuk bangunan,
- Kontraktor berlisensi yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan anggaran
- Tukang dengan rekam jejak yang baik
- Perlengkapan dan peralatan konstruksi
- Layanan untuk pemeliharaan dan perbaikan bangunan agar tetap dalam kondisi yang baik
- Layanan untuk pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Georgi Ferdwindra Putra, salah satu pendiri dan co-chief executive officer Gravel, mengatakan bahwa teknologi yang dimiliki oleh perusahaan ini memudahkan konsumen untuk mendapatkan peralatan konstruksi, perlengkapan bangunan, dan tim yang berpengetahuan luas, serta meningkatkan efisiensi pembangunan, renovasi, dan perbaikan rumah, kantor, dan ruang komersial.
Selain itu, Gravel, sebuah startup konstruksi, menawarkan empat layanan, yang dibuktikan dengan empat fitur:
- Gravel Harian, untuk mencari tukang
- Gravel Kontrak, untuk proyek sesuai anggaran
- Gravel Maintenance, untuk perbaikan rumah
- Gravel Material, untuk belanja material
Untuk menyederhanakan kesesuaian antara tukang dan kebutuhan proyek, startup Gravel mengoptimalkan sistem matching yang dikenal dengan nama Personalized Job Feed. Dengan teknologi ini, klien dapat menerima tukang yang sangat baik hanya dalam waktu 1,5 menit, dibandingkan dengan lima hingga 14 hari yang dibutuhkan untuk prosedur konvensional.
Platform data Gravel juga diklaim dapat menawarkan analisis aktivitas proyek secara real-time, yang membantu pengambilan keputusan berdasarkan data. Perusahaan rintisan di bidang konstruksi ini berniat untuk memperkenalkan metode prediksi teknologi yang dirancang untuk melacak kemajuan proyek secara efektif.
Menurut Fredy Yanto, salah satu pendiri dan CEO Gravel, "menjadi jembatan antara teknologi dan konstruksi dapat meningkatkan nilai dan potensi. Lebih banyak efisiensi dan akurasi yang dimungkinkan oleh solusi kami yang didukung oleh AI."
"Gravel adalah investasi pertama perusahaan di Asia Tenggara," kata Carmen Chang, Ketua dan Kepala NEA Partner Asia."
Kami sangat antusias dengan potensi perusahaan ini dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan industri konstruksi di Indonesia," katanya. "Kami yakin bahwa kekuatan tim Gravel akan memberikan dampak positif bagi Indonesia dan industri konstruksi global," ujar Carmen.
Edward Judokusumo, principal SMDV, berharap bahwa Gravel akan memainkan peran penting dalam membantu memperluas ekosistem Sinarmas.
Perusahaan ini menggunakan teknik bangunan mutakhir dan ramah lingkungan yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan Sinarmas.
Sumber terkait: https://gravel.co.id