Blibli, startup e-commerce yang bergerak dalam bidang perdagangan, menyediakan 20 kategori produk dengan puluhan juta pilihan produk berkualitas dari ratusan ribu mitra. Anak perusahaan dari Grup Djarum ini dijadwalkan akan masuk pasar primer untuk melakukan initial public offering (IPO).
Initial public offering (IPO) sendiri merupakan penawaran saham perdana atau ketika perusahaan pertama kali menawarkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Blibli memiliki penjamin efek (underwriter) yakni BCA Sekuritas dan BRI Danareksa.
Berikut merupakan jadwal lengkap Blibli ketika hendak melakukan IPO:
- Penawaran awal (book building): 17 - 24 Oktober 2022
- Tanggal efektif: 28 Oktober 2022.
- Masa penawaran umum: 1–3 November 2022.
- Tanggal penjatahan: 3 November 2022.
- Tanggal distribusi saham secara elektronik: 4 November 2022
- Tanggal pencatatan saham di BEI: 7 November 2022.
Penawaran awal (book building) terjadi ketika investor dapat mengajukan minat pemesanan saham dengan mengisi harga saham yang dikehendaki sesuai rentang harga yang ditawarkan.
Blibli menetapkan harga penawaran antara Rp410 sampai Rp460 per saham. Sedangkan jika menurut prospektus (dokumen yang disiapkan ketika hendak IPO, mencangkup profil perusahaan hingga laporan keuangan untuk memberikan gambaran mengenai saham yang ditawarkan ke publik), Blibli akan menerbitkan maksimal 177,71 lembar saham.
Artinya, jika saham seluruhnya terjual dalam masa book building, maka Blibli akan mendapat dana segar senilai 8,17 triliun.
Proses penentuan harga saham perdana (harga saham final) dilakukan dengan melihat minat pembelian saham pada masa book building dari investor institusi dan investor individu.
Apabila minat terhadap saham perusahaan tinggi, maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menjual dengan harga saham perdana yang lebih tinggi.
Tanggal efektif merupakan tanggal pendaftaran perusahaan terdaftar di BEI yang ditetapkan oleh OJK.
Masa penawaran umum (offering) yakni harga saham yang ditawarkan kepada masyarakat umum sudah merupakan harga saham final. Berbeda ketika book building, harga yang ditawarkan masih berupa rentang harga.
Apabila terjadi permintaan saham dari investor melebihi jumlah saham yang ditawarkan (oversubscribed), maka akan dilakukan mekanisme penjatahan yang telah ditetapkan pada tanggal penjatahan.
Tetapi jika pesanan saham tidak dapat terpenuhi, maka uang investor akan dikembalikan (direfund).
BEI akan memberikan persetujuan dan mengumumkan pencatatan saham perusahaan serta pemberian kode saham (ticker) perusahaan untuk keperluan perdagangan saham di Bursa. Dalam hal ini, Blibli memiliki kode BELI.
Distribusi saham akan dilakukan kepada investor secara elektronik (scriptless) melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Setelah semua selesai, maka tanggal pencatatan saham di BEI (tanggal IPO) terjadi pada 7 November 2022.
CEO dan Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto, optimis dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun depan meskipun adanya ancaman resesi. Hal tersebut terlihat dari Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur dan surplus perdagangan.
"Secara makronya kita lihat masih mendukung, sehingga kami memutuskan untuk melangkah dan masuk ke bursa," ujar Kusumo kepada wartawan, Kamis (18/10/2022).
Dari segi laporan keuangan perusahaan, tercatat pendapatan tahun 2021 sebesar Rp8,8 triliun dan Rugi sebesar Rp3,3 triliun. Sedangkan dari segi laporan laba rugi, kerugian pada periode berjalan sebesar Rp2,50 triliun.
Menanggapi kerugian ini, masyarakat masih ragu untuk membeli saham dari Blibli. Respon warganet meragukan mengapa perusahaan yang rugi dapat mendaftar IPO.
Salah satu alasan yang menguatkan yakni perusahaan omni channel atau yang berfokus pada meningkatkan pengalaman pelanggan akan memilih jalur “IPO” untuk menyelamatkan going concern (keberlanjutan) perusahaannya. Sehingga, terdapat peluang untuk mendapatkan profit yang cukup besar di hari pertama listing di bursa.