Pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi semua orang, termasuk cara mereka memperoleh hiburan. Tempat wisata dan bioskop yang dibatasi membuat mereka beralih mencari hiburan di rumah, salah satunya dengan menonton film streaming online.
Dilansir dari CNET, Netflix menempati urutan pertama layanan streaming terbaik tahun 2022, disusul urutan kedua Disney+. Namun, menurut laporan BBC, Disney+ Hotstar menempati urutan pertama dengan 2,5 juta pelanggan di Indonesia.
Dalam laporan tersebut, juga disebutkan bahwa pangsa pasar persaingan layanan streaming video di Indonesia sangat ketat. Hal ini tidak dipungkiri karena dilansir dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, sejumlah 49,3% masyarakat Indonesia memilih menggunakan video streaming online sebagai hiburan mereka di rumah.
Lantas, mengapa Disney+ dapat memperoleh jumlah pelanggan yang lebih banyak di Indonesia daripada Netfix? Berikut merupakan strategi bisnis yang dilakukan Disney+, di antaranya:
1. Konten yang Kuat
Konten yang ada di Disney+ Hotstar berada dalam naungan payung Walt Disney, seperti Disney dan Pixar. Kekayaan intelektual juga berasal dari aneka studio, seperti Marvel, Star Wars, National Geographic, hingga 20th Century Fox. Dari satu studio seperti Star Wars, Marvel akan mempunyai potensi puluhan juta fans. Sehingga, tidak dipungkiri bahwa pengguna Disney+ juga akan bertambah.
2. Kolaborasi yang Tepat
Di Indonesia, Disney+ melakukan kolaborasi atau kerja sama dengan berbagai provider seperti Telkomsel, byu_id, dan IndiHome yang menawarkan harga yang terjangkau untuk paket data & video streaming bagi para pelanggannya.
Jika dibandingkan, harga berlangganan Netflix untuk satu bulan menggunakan paket Telkomsel paling murah sebesar Rp62.000. Sedangkan harga berlangganan Disney+ untuk satu bulan menggunakan paket Telkomsel paling murah sebesar Rp20.000. Perbandingan harga yang cukup jauh ini merupakan salah satu kunci keberhasilan Disney+ dalam meraup pelanggannya.
Selain itu Disney+ juga bekerja sama dengan brand-brand terkenal yang mempunyai jutaan fans di Indonesia. Seperti yang dilakukan pada Juli 2022, Disney+ bekerja sama dengan BTS untuk menayangkan konten eksklusif. Sehingga kpopers akan tertarik menggunakan Disney+.
3. Segmentasi Pasar yang Luas
Dulu, Disney+ yang dikenal memiliki konten khusus untuk anak-anak. Namun, Disney+ saat ini memiliki konten yang bervariasi, sehingga segmentasi pasarnya juga meluas ke berbagai pihak, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Contoh variasi konten seperti superhero, K-drama, reality show, animasi, film keluarga, documenter, dll
4. Penetapan Loss Leader Pricing Strategy
Loss leader pricing strategy adalah strategi pemasaran yang mana penjual akan menetapkan harga di bawar rata-rata harga pasar. Artinya, Disney+ akan menawarkan harga paling rendah dengan tujuan untuk memenangkan jumlah konsumen dari para pesaingnya. Namun, satu yang paling pentiing, untuk dapat menjalankan strategi ini, dibutuhkan modal yang cukup kuat.
Dari segi pemasukan, hal yang patut dicontoh yakni Disney+ mendapat kucuran dana tidak hanya dari streaming online saja, melainkan Disney+ punya sumber bisnis lain yakni Disney World, merchandise, fashion, penerbit, TV Onlne, dsb. Berbeda dengan Netfix yang hanya memiliki sumber pemasukan dari streaming online saja, sehingga sulit untuk menawarkan harga yang rendah bagi pelanggan.
Itulah strategi yang berhasil diterapkan Disney+ dalam menggaet konsumen yang lebih banyak dari para pesaingnya di pasar Indonesia.