Fenomena Ghozali Everyday
Awal tahun 2022 diawali dengan viralnya Sultan Gustaf Al Ghozali atau dikenal dengan Ghozali Everyday. Media digemparkan dengan foto selfie miliknya yang terjual Rp1,5 miliar di platform OpenSea. OpenSea merupakan pasar jual beli Non-Fungible Token (NFT) yang terkenal dengan perputaran uang terbesar.
Foto yang terjual hanya merupakan foto Ghozali selfie sambil duduk di depan kursi dengan latar blur. Namun, ada yang unik dari foto selfie tersebut, yakni foto itu diambil setiap hari sejak lulus SMA pada 2017 sampai dengan 2021 dengan ekspresi yang sama. Sehingga, hal itu menjadi unik untuk disatukan menjadi satu kompilasi foto.
Fenomena Bubble Burst
Dari sektor perusahaan rintisan, ramai fenomena Bubble Burst. Bubble Burst merupakan pertumbuhan ekonomi yang diawali dengan peningkatan yang pesat, ditandai dengan nilai aset yang meroket tajam, dan diakhiri dengan penurunan yang sangat cepat pula. Penurunan itulah yang disebut sebagai Bubble Burst (ledakan gelembung).
Bubble Burst dapat terjadi karena pertumbuhan pasar yang sangat tinggi menyebabkan harga naik. Inflasi secara signifikan naik, tetapi kemudian diikuti oleh penurunan nilai secara drastis (disebut market crash)
Potensi Bubble Burst dapat diperhatikan melalui beberapa hal, seperti strategi ‘Bakar Uang’ yang dilakukan perusahaan startup.
Salah satu contoh dari strategi ini bisa berupa adanya cashback, diskon, voucher, dan juga free ongkir. Dilihat dari marketing dan peluang untuk menarik perhatian banyak konsumen, ini tentu strategi bagus. Namun ini juga akan membebani arus kas dari perusahaan.
Resiko dari strategi ini, apabila startup ini tak memberikan laba yang diharapkan, maka para investor akan beramai-ramai menarik investasinya sehingga menyebabkan perusahaan gulung tikar. Fenomena ini juga yang menjadi alasan beberapa startup melakukan pengurangan jumlah karyawan.
Berikut merupakan daftar startup yang melakukan PHK karyawan selama 2022, diantaranya:
- Xendit
- Carsome
- Shopee Indonesia
- Grab
- Tokocrypto
- MPL
- Lummo
- Tanihub
- Mamikos (belum ada konfirmasi)
- Zenius (dua kali PHK)
- JD.ID (Mei dan Desember 30% atau 200 orang)
- Line
- Beres.id
- Pahamify
- LinkAja
- SiCepat
- Yummy Corp (belum ada konfirmasi)
- Bananas
- Ruangguru
- GoTo 12% atau 1.300 orang
- KoinWorks
- Ajaib
- OYO 10% dari total atau 250 orang
- Sayurbox 5%
- Ula 23% atau 134 orang
- Sirclo 8% karyawan
- Glints 18%
- Shipper 8% atau 65 orang
Pengurangan jumlah karyawan merupakan salah satu strategi perusahaan terhadap kemungkinan terjadinya krisis di masa mendatang, dan juga merupakan langkah “efisiensi” bagi perusahaan. Hal itu dilakukan perusahaan untuk tetap bertahan di tengah situasi ekonomi yang buruk, antara lain dengan menurunkan upah pekerja. Sehingga, menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Ancaman Resesi 2023
Terakhir, terdapat ancaman resesi yang menghantui akhir tahun 2022. Media menyebut tahun 2023 akan terjadi resesi yang menyebabkan perlambatan laju ekonomi global. Ada berbagai faktor yang menyebabkan kehadiran resesi ini, beberapa yang paling ramai dibicarakan adalah pandemi Covid-19, inflasi, dan masalah geopolitik Rusia dan Ukraina.
Resesi juga terjadi diakibatkan karena pertumbuhan produk domestik bruto negara yang menurun dari kuartal ke kuartal selanjutnya.
Mengacu pada Indonesia, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, dalam enam kuartal terakhir, tumbuh di angka 5,3% rata rata per tahun dan tingkat inflasi Indonesia sekitar 5,42%. Tingkat inflasi ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang mencapai 10%.
Hal ini memberikan sedikit rasa optimis bagi Indonesia untuk menghadapi ancaman resesi global, tetapi tetap perlu berhati-hati dengan meminimalisir misinformasi inovasi dan arah kebijakan pemerintah.