Era digital saat ini, teknologi menjadi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seakan teknologi dan digitalisasi menjadi kebutuhan primer bagi mereka yang setiap hari menggunakan internet, entah untuk belajar, bekerja, atau mencari hiburan. Sejalan dengan peningkatan digitalisasi, ancaman cyber pun turut meningkat.
Kejahatan dunia maya (cyber crime) menjadi ancaman paling signifikan ketika pengguna sedang berselancar di internet. Kejahatan ini dapat terjadi melalui link, dokumen, atau persetujuan untuk dapat mengakses platform tertentu. Biasanya, platform-platform ilegal di dalamnya banyak terdapat virus (malware). Hal itu dikhawatirkan dapat mencuri data pribadi pengguna.
Peris.ai merupakan salah satu startup yang berfokus mengenai hal ini. Startup yang menyediakan produk dan layanan cyber security ini ditujukan untuk memastikan keamanan data dan infrastruktur digital di Indonesia dan kawasan Asia-Pasifik.
Saat ini, Peris.ai menawarkan empat produk utama yaitu, Pandava, Korava, Bima dan Ganesha. Pandava sendiri menawarkan solusi untuk menginvestigasi cybercrime dan menyediakan tim untuk simulasi ancaman dunia nyata melalui pengujian penetrasi.
Korava menawarkan platform premium yang didukung oleh peretas etis, pemantauan berkelanjutan dan perlindungan jaringan, serta pemulihan. Bima menawarkan solusi untuk mendapatkan layanan Security Operation Center (SOC) setiap harinya. Sedangkan Ganesha menawarkan pelatihan keterampilan dalam keamanan cyber.
Terbaru, Peris.ai mendapat kucuran dana yang dipimpin oleh East Ventures. Magic Fund ikut berpartisipasi dalam investasi yang nominal, tetapi seri putarannya tidak diungkap ke publik.
Rencananya, tambahan modal tersebut akan digunakan untuk membangun dan meningkatkan platform keamanan siber dalam Peris.ai, meningkatkan kemampuan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning, serta mengembangkan komunitas peretas etis.
“Dengan ancaman keamanan siber yang terus berkembang dan adanya peningkatan yang signifikan akan ketergantungan pada teknologi dan perangkat yang terhubung, potensi serangan siber menjadi semakin serius dibanding sebelumnya,” ujar CEO Peris.ai, David Samuel, Rabu (1/2).
Nah, keamanan cyber di Indonesia menjadi fokus penting. Dalam penerapannya, pengesahan RUU Perlindungan Data Pribadi terus digaungkan. Untuk menghindari kebocoran data pribadi, berbagai kebijakan baru diterapkan. Pemerintah bekerja sama dengan BSSN juga telah mengembangkan strategi keamanan siber Indonesia, yang menjadi tolak ukur bersama bagi seluruh pemangku kepentingan keamanan siber nasional.
Sumber terkait: www.peris.ai