Globalisasi meningkatkan berbagai pergerakan aktivitas manusia. Untuk menunjang mobilitas manusia tersebut, perkembangan otomotif semakin meningkat. Berbagai model mobil dengan merk terbaru muncul di pasaran. Produsen-produsen mobil menawarkan berbagai inovasi mobil-mobil stylish dan sporty untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung konsumtif dan mudah bosan.
Biasanya bagi mereka dari kalangan atas, mereka menjual mobil lama mereka di showroom mobil bekas, kemudian ditukar dengan mobil baru yang sedang trend saat itu. Adanya showroom mobil bekas sangat membantu bagi mereka kalangan menengah untuk bisa membeli mobil bekas, tetapi masih layak dipakai.
Startup Broom hadir untuk menunjang kegiatan operasional dari showroom tersebut. PT Teknologi Usaha Nusantara atau lebih dikenal dengan broom.id adalah platform ekosistem digital untuk para pebisnis showroom dan dealer yang mengajukan pendanaan, melakukan pelelangan mobil, menjual kendaraan di marketplace, serta mendapatkan pendapatan tambahan.
Showroom biasanya hanya melakukan sistem penjualan langsung ke konsumen, sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi kemacetan dan ketidakefisienan penjualan. Kemacetan penjualan tersebut mengakibatkan biaya penyimpanan dan inventori dari mobil-mobil lama meningkat. Akibatnya, showroom tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen untuk menawarkan mobil-mobil dengan teknologi dan model terkini.
Mekanismenya, jika terjadi kemacetan penjualan, showroom dapat mengajukan penjualan melalui aplikasi Broom. Broom akan menginspeksi dengan menawarkan harga terbaik untuk membeli mobil tersebut. Tentunya harga yang ditawarkan di bawah harga pasar. Dana atas penjualan tersebut dapat digunakan showroom untuk membeli mobil-mobil terkini.
Jadi, showroom memandang startup Broom ini sebagai standby buyer yang siap membeli mobil-mobil lama, sehingga perputaran uang akan tetap terjaga.
Menariknya, Broom mengeluarkan fitur buyback. Artinya, meskipun mobil sudah dibeli oleh Broom, tetapi masih bisa dibeli kembali oleh showroom. Dari segi fisik, mobil diperbolehkan tetap berada di showroom. Hal ini bertujuan apabila kemudian mobil dibeli sesungguhnya oleh end user, maka end user tetap membayar ke showroom dan showroom mengembalikan dananya kepada Broom.
Baru-baru ini, Bank DBS memberikan kredit 100 juta kepada Broom untuk melebarkan usahanya. Bank DBS sendiri merupakan group jasa keuangan terkemuka di Asia yang memiliki kantor pusat di Singapura. DBS memiliki tiga poros utama pertumbuhan Asia: Tiongkok Raya, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Predikat kredit bank "AA-" dan "Aa1" termasuk yang tertinggi di dunia.
“Fasilitas kredit ini akan membawa dampak yang besar bagi pelaku bisnis showroom di Indonesia dalam mengoptimalisasi bisnis mereka, dan akhirnya kami berharap hal ini dapat memberikan dampak positif pada ekosistem otomotif di Indonesia,” ujar Pandu Adi Laras, selaku CEO dan Co-Founder Broom.
Kevin Tanuwidjaja, selaku selaku Executive Director Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia mengatakan, melalui kerja sama dengan Broom ini, Bank DBS Indonesia turut mengukuhkan komitmennya untuk mendukung industri startup di Indonesia. Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif (purpose-driven bank), Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi positif bagi masyarakat.
Pendanaan dari jasa keuangan multinasional ini akan meningkatkan kepercayaan startup Broom untuk terus melakukan inovasi dan pengembangan dalam keberlanjutan usaha showroom-showroom mobil di Indonesia.