Xendit merupakan salah satu startup fintech sebagai payment gateway yang mendukung kelancaran sistem pembayaran online. Dengan teknologi API (Application Programming Interface), Xendit dapat memproses jutaan transaksi setiap bulannya.
Segmentasi pasar dari Xendit sendiri tidak hanya terbatas pada pasar Indonesia saja, melainkan Xendit juga melayani pasar Asia Tenggara. Dengan berbagai macam integrasi, misalnya payment link, integrasi e-commerce, atau integrasi API, Xendit menyediakan pilihan ke konsumen agar nyaman untuk menerima atau mengirim uang mereka.
Dari segi pelayanan dan kecepatan, Xendit memberikan pelayanan yang real time dan responsif melalui live chat atau email yang dibuka 24 jam. Untuk kecepatan transaksi pun tidak diragukan lagi. Dengan adanya beragam integrasi tersebut, Xendit dapat memproses transaksi kurang dari satu hari. Sedangkan untuk biaya yang dipatok sendiri yakni biaya sesuai operasional, tanpa biaya-biaya lain yang tersembunyi.
Meski memiliki segmentasi pasar yang luas dan berbagai solusi produk kepada masyarakat, Xendit tetap terkena dampak ketika badai PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pada tahun 2022.
Diketahui pada November 2022, Xendit melakukan PHK kepada karyawan mereka. Namun, tidak diketahui dengan pasti jumlah karyawan yang diputus masa kerjanya.
Tessa Wijaya selaku Co-Founder & COO Xendit mengatakan bahwa, sebagai perusahaan B2B teknologi, Xendit harus menyesuaikan produk yang ditawarkan dengan kebutuhan pengguna, terutama perusahaan startup. Di tahun 2023, ia juga menyampaikan strategi untuk mengantisipasi adanya PHK pada startup mereka.
Strategi tersebut yakni produk fit to market, yakni menghasilkan sebuah produk yang berkualitas, relevan dengan target pasar, dan dapat memenuhi kebutuhan mereka yang terjangkau. Tujuan utamanya adalah untuk membuat konsumen merasa puas dan yakin atas pelayanan yang diberikan Xendit, sehingga mereka akan merekomendasikan produk atau jasa Xendit secara sukarela kepada orang lain.
Selain itu, tujuan adanya produk fit to market adalah untuk meningkatkan pangsa pasar, menghasilkan produk yang bernilai bagi konsumen, dan mendorong bisnis untuk tetap tumbuh dan berkembang.
"Xendit optimistis menghadapi tahun ini melalui strategi diversifikasi segmen yang lebih luas melalui produk yang fit to market, sehingga bisa mempertahankan tren pertumbuhan yang positif," ujar Tessa, Jumat (20/1/2023).
Karena juga berfokus pada pasar Asia Tenggara, Xendit juga berekspansi untuk menjajaki pasar Malaysia melalui penyedia gerbang pembayaran berlisensi Bank Negara Malaysia, PayEx.
Lebih lanjut, ekspansi bisnis tersebut sejalan dengan misi perusahaan, yakni mengembangkan infrastruktur pembayaran digital di Asia Tenggara.
Tessa mengatakan bahwa, walaupun Malaysia sudah memiliki beberapa metode pembayaran yang canggih, pihaknya masih melihat banyak UMKM yang belum menggunakan teknologi payment gateway yang mumpuni di Negeri Jiran tersebut. Adanya ekspansi tersebut juga diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik antara Indonesia dengan Malaysia.
Sumber terkait: xendit.co/id