Media sosial TikTok menjadi sangat ramai digunakan. Hal ini terjadi karena pengguna TikTok tidak hanya dapat melihat video-video hiburan yang diberikan, tetapi juga pengguna dapat berbelanja. Hal ini terbukti dengan kenaikan pengguna TikTok yang signifikan.
Menurut survey yang dilakukan oleh Statista pada April 2022, Indonesia menempati posisi kedua dalam negara dengan pengguna TikTok terbanyak di dunia, di bawah Amerika Serikat dan di atas Brazil.
Sedangkan menurut Laporan Literasi Digital Indonesia, persentase pengguna TikTok di Indonesia pada tahun 2020 hanya 17%. Angka ini akan meningkat 13 poin menjadi 30 persen pada tahun 2021. Baru-baru ini, pangsa pengguna TikTok di Indonesia kembali meningkat menjadi 40% pada tahun 2022. Artinya, jumlah pengguna TikTok Indonesia meningkat sebesar 207,69% dibanding 2020.
Lantas, mengapa hal ini dapat terjadi? Dengan format video, pengguna TikTok lebih nyaman berada di aplikasi, menghabiskan waktu scrolling untuk hiburan dan berbelanja.
Fitur live streaming TikTok Shop berada di atas Shopee dan Tokopedia di Indonesia. Hal ini berdasarkan survei November 2022 terhadap 316 pedagang Indonesia oleh perusahaan logistik online Ninja Van.
Survei bertujuan memahami fenomena berbelanja menggunakan live streaming. “Hasilnya, sekitar 27,5% responden Indonesia menggunakan TikTok, disusul 26,5% menggunakan Shopee, dan 20,1% menggunakan Lazada.” demikian dikutip dari laporan survei, Jumat (27/1).
Memang review video memiliki peran penting ketika pengguna memutuskan untuk memiilih belanja di media sosial. Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital, Edward Ismawan Chamdani mengatakan “social commerce seperti TikTok memiliki segmen pasar berbeda dengan e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee. Tetapi, dengan inovasi tertentu bisa saja segmen pasar akan overlap atau tumpang tindih,” kata Edward.
Eddi Danusaputro, Ketua Asosiasi Modal Ventura Startup Indonesia (Amvesindo), sependapat bahwa target pasar situs e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee berbeda dengan situs social commerce seperti TikTok. Namun tak bisa dipungkiri, TikTok mengubah kebiasaan belanja konsumen. “Banyak yang suka belanja dengan fitur streaming dan belanja real time,” kata Eddi.
Hal ini semakin diperkuat dengan biaya kuota internet meningkat karena platform seperti TikTok. “Salah satu faktor penyebabnya diduga adalah meningkatnya penggunaan aplikasi digital berbasis video yang cenderung memakan kuota lebih banyak,” dikutip dalam Laporan Literasi Digital Indonesia 2022 yang dirilis di Jakarta, Rabu (2/1).
Usulan terhadap isu tersebut terkonfirmasi dengan adanya tren peningkatan yang signifikan dalam penggunaan media sosial berbasis video, salah satunya TikTok.
Kesimpulan: TikTok Shop dapat memberikan pengalaman belanja secara live streaming dan real time, dengan harga yang kompetitif dari social commerce lain, karena menawarkan berbagai diskon bagi pengguna. Hal ini tentunya membuat pengguna tidak harus berpindah aplikasi lain untuk sekedar berbelanja.