Perusahaan rintisan di bidang kesehatan, contohnya seperti Halodoc, mungkin mengalami dampak negatif karena adanya perubahan perilaku pasien yang beralih dari mencari pengobatan secara daring (online) menjadi luring (offline), yang berarti lebih memilih perawatan langsung daripada menggunakan layanan telemedicine.
Pergeseran ini disebut sebagai alasan yang dapat memengaruhi kinerja bisnis perusahaan teknologi di industri kesehatan (health-tech). Direktur Celios Digital Economy, Nailul Huda, menyampaikan bahwa perusahaan teknologi di bidang kesehatan, seperti Halodoc, mungkin akan mengalami dampak negatif dari pergeseran perilaku pasien dari pencarian pengobatan secara daring (online) menjadi luring (offline).
"Tapi, pasien pasti merasa lebih nyaman setelah melakukan evaluasi secara offline.
Huda juga mengatakan bahwa, "Hal yang sama berlaku untuk proses penebusan obat, yang juga merupakan pemeriksaan offline." Kamis, 16 November 2023.
Dia mengatakan situasi ini telah mengurangi permintaan para pelaku usaha kesehatan. Bahkan setelah menerima dana, mereka membutuhkan bantuan untuk meningkatkan permintaan. "Di tengah persaingan yang ketat, pendanaan akan lebih bermanfaat." Terlepas dari kesuksesan Halodoc, saya yakin semua perusahaan rintisan digital di bidang kesehatan menghadapi tantangan yang serupa," kata Huda.
Sebuah bisnis di industri kesehatan bernama Halodoc sebelumnya merumahkan sejumlah karyawan yang tidak disebutkan jumlahnya. Anehnya, PHK tersebut terjadi empat bulan setelah Astra memberikan modal Seri DI senilai U$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.
Menurut Adeline Hindarto, Vice President Government Relations and Corporate Affairs Halodoc, pergeseran signifikan dalam lanskap makroekonomi, politik, dan geopolitik, baik di dalam maupun luar negeri, saat ini menuntut para pelaku bisnis untuk terus menyesuaikan dan menilai ulang rencana bisnis mereka secara berkala.
Ia mengatakan, "Perusahaan juga harus berubah untuk memiliki strategi terbaik dalam menghadapi dinamika industri." Termasuk dengan melakukan penataan ulang.
"Meskipun mengambil tindakan ini tidak mudah, namun hal ini perlu dilakukan untuk menjamin perusahaan dapat berkembang secara berkelanjutan."
Seperti dikutip pada Kamis, 16 November 2023, Adeline menyatakan, "Dalam prosesnya, pemenuhan hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku menjadi prioritas utama kami."
Diketahui beberapa bulan setelah menerima kucuran dana dari Astra, Halodoc melakukan reorganisasi tenaga kerja.
Pada Juli 2023, Halodoc mengumumkan perolehan modal seri D senilai US$100 juta atau Rp1,55 triliun (kurs: Rp15.519) dari PT Astra International melalui anak usahanya PT Astra Digital Indonesia. Pendanaan ini diberikan sebagai jawaban atas permintaan yang kuat akan akses layanan kesehatan yang berkualitas dan berteknologi canggih. Menurut Astra, sektor kesehatan di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang yang kuat.
Jonathan Sudharta, CEO dan salah satu pendiri Halodoc, mengakui dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan. Dana tersebut akan memungkinkan bisnisnya untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan akan terus meningkat.
"Saat ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat terhadap akses layanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia," katanya.
Dengan demikian, kepercayaan dari Astra International menunjukkan keyakinan dalam prospek pertumbuhan jangka panjang sektor kesehatan di Indonesia. Meskipun terjadi pergeseran perilaku pasien, langkah proaktif ini menegaskan bahwa perusahaan kesehatan digital seperti Halodoc tetap di garis depan, siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era perubahan yang dinamis ini.
Sumber terkait: https://www.halodoc.com