Investor asal Perancis, Eurazeo, dan BNP Paribas Cardif telah menginvestasikan dana sebesar US$36 juta atau sekitar Rp556,7 miliar ke Igloo, sebuah perusahaan rintisan dalam bidang asuransi. Dalam pendanaan pra-Seri C ini, La Maison dan Openspace juga turut berpartisipasi.
Hanya dalam waktu sepuluh bulan setelah menerima pendanaan Seri B+ yang disponsori oleh InsuResilience Investment Fund II dari BlueOrchard, Igloo berhasil meraih investasi sebesar $100 juta secara keseluruhan. Dengan peningkatan valuasi sebesar 50% dari tahun sebelumnya, Igloo semakin mendekati tujuan untuk mencapai keuntungan pada tahun 2019.
Selain itu, Igloo berambisi meningkatkan nilai Gross Written Premium (GWP) hingga dua kali lipat dari lebih dari 500 juta polis yang diterbitkan pada tahun sebelumnya. Model bisnis Igloo yang fokus pada data dan teknologi, serta tingkat pembakaran modal yang rendah, membawa perusahaan menuju profitabilitas pada tahun 2024.
"Putaran pendanaan ini adalah validasi dari strategi dan kinerja bisnis kami," kata salah satu pendiri dan CEO Igloo, Raunak Mehta, dalam siaran persnya pada Senin, 12 April.
Dapat diketahui, Igloo merupakan satu-satunya startup asuransi di Asia Tenggara yang memiliki laporan laba rugi yang menjanjikan, portofolio multi-produk yang beragam, dan jalur distribusi yang luas, menurut Raunak. Dengan tambahan dana, Igloo berencana untuk memperluas lisensi broker di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta menjajaki prospek merger dan akuisisi secara horizontal dan vertikal.
Selain itu, Igloo berencana menambah 20% karyawan di bidang engineering, komersial, strategi, dan produk asuransi. Dalam upaya memperkuat produk dan rantai nilai, Igloo akan fokus pada produk-produk terkait asuransi mobil, kesehatan, perubahan iklim, asuransi digital dan pemrosesan klaim, kecerdasan buatan, dan teknologi blockchain.
Henry Mixson, Country Manager Igloo Indonesia, menyatakan rencana perusahaan untuk mengembangkan produk vertikal baru, meningkatkan produk online B2C, dan membentuk lebih banyak aliansi dengan pemain utama di sektor ini.
Dengan langkah-langkah ini, Igloo berharap dapat membantu lebih banyak klien B2B dan B2C. Henry mengakui bahwa pemilu dapat memengaruhi keputusan belanja individu dan bisnis, tetapi ia tetap optimis mengenai peluang di Indonesia.
"Oleh karena itu, kami akan memanfaatkan peluang ini untuk menyediakan dan menawarkan asuransi yang lebih mudah diakses dan terjangkau, dengan tujuan meningkatkan literasi dan penetrasi asuransi di Indonesia," kata Henry.
Albert Shyy, direktur pelaksana Eurazeo, terus memantau kinerja Igloo dan merasa senang dengan perkembangan perusahaan. "Kami yakin Igloo berada dalam posisi yang kuat untuk mengatasi rendahnya penetrasi pasar asuransi di Asia Tenggara," ujar Shyy.
Jessica Huang, mitra di Openspace Ventures, yang memberikan modal kepada Igloo melalui divisi investasi tahap menengah OSV+, berharap investasi ini akan memberikan keuntungan dalam waktu dekat.
Sumber terkait: https://igloo.co.id