Sebuah perusahaan makanan Israel sedang membidik pasar Muslim ASEAN, termasuk Malaysia dan Indonesia. Hal ini terjadi meskipun ada kekhawatiran politik yang ditimbulkan oleh konflik Israel-Palestina. Selain itu, sejak 7 Oktober lalu, konflik Israel-Palestina kembali memanas.
Sebagai contoh, Umami Meats dari Singapura dan perusahaan start-up Israel, Steakholder Foods, menciptakan produk belut dan kerapu yang dicetak dengan teknologi 3D. Ikan dan makanan laut lokal dibudidayakan oleh Umami Meats. Steakholder yang terdaftar di Nasdaq ini saat ini fokus memproduksi produk halal untuk pelanggan Muslim.
Menurut Mor Glotter-Nov, wakil presiden pemasaran di Steakholder, ada pasar potensial yang cukup besar untuk produk makanan berbasis teknologi di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana kebutuhan makanan halal Yahudi dan Muslim serupa.
Mor Glotter-Nov dikutip dalam Asia Nikkei Review pada bulan Juli (20/7), mengatakan bahwa, "Hukum diet dan halal menekankan prinsip-prinsip kebersihan yang serupa, sumber yang etis, dan metode persiapan khusus. Meskipun kami tidak dapat menjamin persetujuan halal secara spesifik pada tahap ini, Steakholder Foods berkomitmen untuk memenuhi standar dan persyaratan yang relevan," kata Mor Glotter-Nov.
Restoran dan perusahaan makanan Israel melihat ASEAN sebagai pasar yang menguntungkan untuk produk-produk baru mereka. Menurut spesialis riset pasar di GWI, Asia Tenggara memiliki 29,8 juta pelanggan potensial untuk daging sapi sintetis dan daging sapi yang dibesarkan di peternakan.
Namun, ada juga risiko politik karena Israel memiliki sejarah "hubungan dingin" dengan negara-negara Muslim. Sejak negara Yahudi itu didirikan pada tahun 1948, Uni Emirat Arab dan negara-negara lain di sekitarnya tidak menyetujui keberadaannya.
Lebih lanjut, Israel tidak secara resmi memiliki hubungan diplomatik dengan Malaysia, Brunei, atau Indonesia di ASEAN. Kedutaan Besar Israel di Singapura, yang merupakan perwakilan terdekatnya, memantau perkembangan di tiga negara yang paling dekat dengannya, yakni Malaysia, Brunei, dan Indonesia.
Namun, terlepas dari hambatan ideologis ini, bisnis makanan Israel seperti Aleph Farms terus menyasar komunitas Muslim di Asia Tenggara. Gary Brenner, direktur pasar dan pengembangan di Aleph, menyatakan, "Inilah saatnya untuk mendobrak sekat-sekat yang telah berkembang dari waktu ke waktu dan memikirkan solusi integratif yang dapat menyelesaikan berbagai masalah.
"Kami memposisikan Singapura sebagai landasan peluncuran kami ke Asia Tenggara dan Asia Pasifik dan meninjau jalur regulasi yang diperlukan untuk memasuki wilayah lain," kata Gary Brenner.
Aleph, seperti halnya Steakholder, bertujuan untuk meraih pasar ASEAN, yang didominasi oleh umat Muslim, dengan menyediakan berbagai pilihan makanan halal. Bisnis makanan asal Israel ini menggunakan sel sapi yang tidak diubah untuk menghasilkan steak yang dibudidayakan. Aleph Farms dan perusahaan manufaktur Esco Aster memiliki kontrak di Singapura. Tujuan dari kemitraan ini adalah untuk menciptakan daging yang dibesarkan di peternakan. Fasilitas bersertifikasi halal pertama untuk daging hasil budidaya akan dibangun oleh keduanya. Fasilitas ini bertujuan agar produk yang dipasarkan kepada umat Muslim dapat disetujui.
Sagi Karni, mantan duta besar Israel untuk Singapura yang baru saja menyelesaikan masa tugasnya pada bulan Juli lalu, mengatakan, "Saya tidak tahu apa yang akan dipikirkan orang di Indonesia. Beberapa orang mungkin akan keberatan secara politis." "Namun pada akhirnya, Anda menyerahkan kepada orang-orang untuk memilih apa yang ingin mereka beli," ujar Sagi Karni.
Terlepas dari hambatan politik, bisnis seperti Tiran Group terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mempromosikan inovasi teknologi pangan untuk ASEAN. Terdapat divisi budidaya kerang-kerangan di perusahaan asal Israel ini. Haim Avioz, CEO Tiran, menyatakan bahwa perusahaan ini sudah terlibat dalam akuakultur di Cina, Vietnam, dan Singapura. "Kami sudah menjual produk ke Kamboja, Taiwan, Thailand, Malaysia, Bangladesh, Brunei, dan lainnya dan sedang mencari pasar di Indonesia, India, dan Filipina."