PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggelar Program PLN Connext, sebuah inisiatif untuk berkolaborasi dalam alternatif energi, berbagi model ekonomi, dan fokus pada pelanggan melalui ekosistem pintar. Dengan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, inovasi teknologi di ketiga bidang ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim (EBT).
PLN memiliki rencana untuk membentuk komunitas startup energi pada tahun 2024, menjalankan penelitian bersama startup energi internasional, serta melanjutkan inisiatif kolaborasi dan inkubasi startup.
Langkah ini memvalidasi tekad PLN untuk menjadi pusat startup energi di Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis non-listrik yang dapat berkontribusi pada pencapaian target nol emisi pada tahun 2060. Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, konsep dan inovasi dari para pendatang baru akan mempercepat penggunaan EBT, mengurangi impor, dan menciptakan lapangan kerja.
"Akan terbentuk simbiosis mutualisme yang akan membawa kemajuan Indonesia dengan menggabungkan solusi teknologi dari para startup dan kekuatan aset, jaringan, serta sumber daya PLN Group serta sektor swasta atau pemerintah lainnya," ujarnya dalam siaran pers pada Rabu (13/12) di acara Startup Day Connext yang bertema "Spark The Future: PLN sebagai Episentrum Startup Energi."
PLN Group telah menjajaki kerjasama dengan lebih dari tiga puluh perusahaan rintisan. Untuk mencapai emisi nol bersih, perusahaan menginisiasi Program Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan.
Indonesia, dengan sejumlah bisnis startup unicorn dan decacorn, belum memiliki satu pun startup energi yang memiliki valuasi tinggi. "Kami berharap program ini dapat menjadi inkubator yang mendorong tumbuhnya lebih banyak lagi unicorn di bidang energi untuk mendukung Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia," kata Darmawan.
PLN memperkenalkan komunitas Energy and Beyond kWh Startup di Startup Day Connext dan menyediakan kanal komunikasi untuk memfasilitasi kolaborasi di antara para pelaku startup. Rudiantara, Ketua Yayasan Nexticorn, menyatakan adanya ketertarikan dari investor terhadap startup, namun ditekankan bahwa para wirausahawan perlu mengembangkan rencana bisnis yang kuat untuk menarik investor.
"Semoga semua menjadi startup yang berkualitas, dan saya yakin PLN memberikan ruang yang sangat besar untuk startup baru di sektor energi," kata Rudiantara. Tedi Bharata, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi. Kementerian BUMN, mengindikasikan dukungan pemerintah bagi kerja sama antara startup dan BUMN, memandang inovasi dan teknologi sebagai komponen kunci dalam transformasi BUMN.
Indonesia, sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak kedua di Asia Tenggara dan keenam di dunia, dengan jumlah penduduk yang menggunakan internet, memiliki potensi besar.
Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung bisnis startup lokal berdasarkan fondasi ini. Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informasi, menyatakan dukungan terhadap upaya PLN dan perusahaan-perusahaan startup untuk memajukan inovasi teknologi. "Saya kira langkah PLN cukup strategis dalam lanskap digital," katanya.