Di tengah berkembangnya industri kecerdasan buatan, OpenAI telah muncul sebagai salah satu pemain utama yang mendorong batas teknologi. Dikenal karena pengembangan ChatGPT dan model bahasa besar lainnya, OpenAI didirikan oleh Sam Altman dan didukung oleh raksasa teknologi seperti Microsoft.
Namun, di balik kesuksesan teknologi ini, laporan keuangan terbaru mengungkapkan tantangan signifikan yang dihadapi perusahaan ini.
Pengeluaran Besar OpenAI
OpenAI diperkirakan akan menghabiskan setidaknya $7 miliar per tahun untuk mendanai model kecerdasan buatan mereka saat ini. Pengeluaran terbesar adalah sekitar $4 miliar untuk menyewa kapasitas server dari Microsoft guna menjalankan ChatGPT dan model bahasa besar lainnya.
Selain itu, penggajian OpenAI diperkirakan mencapai $1,5 miliar tahun ini, dengan jumlah karyawan sekitar 1.500 orang.
Pendapatan dan Kerugian
Pendapatan OpenAI dari ChatGPT dan layanan berbasis biaya lainnya diperkirakan mencapai antara $3,5 miliar dan $4,5 miliar tahun ini. Namun, meskipun pendapatan signifikan, pengeluaran besar membuat perusahaan ini berada di ambang kerugian.
Spekulasi Kebangkrutan
Laporan keuangan ini memicu spekulasi luas tentang masa depan OpenAI, dengan beberapa laporan yang menunjukkan bahwa kerugian tersebut bisa membawa perusahaan ini menuju kebangkrutan.
Sementara beberapa pakar AI, seperti profesor Wharton Ethan Mollick dan CEO Abacus.AI Bindu Reddy, menepis klaim tersebut, ada banyak pertanyaan tentang model bisnis OpenAI.
Peneliti AI Gary Marcus mengajukan beberapa pertanyaan penting, seperti: "Bagaimana mereka akan menghasilkan uang ketika Meta memberikan teknologi serupa secara gratis? Apakah mereka memiliki aplikasi pembunuh? Akankah teknologi ini dapat diandalkan? Apa yang nyata dan apa yang hanya demo?"
Dukungan dari Microsoft
Ini bukan pertama kalinya rumor tentang kemungkinan kebangkrutan OpenAI muncul. Spekulasi serupa menyebar pada Agustus tahun lalu setelah laporan bahwa menjalankan ChatGPT menghabiskan hampir $700.000 (Rp11,3 miliar) per hari.
Namun, mengingat pendukung kuat seperti Microsoft dan Sequoia, kebangkrutan tidak dianggap mungkin terjadi. Menurut pelacak startup Tracxn, OpenAI telah mengumpulkan lebih dari $11,3 miliar (Rp182 triliun) dalam tujuh putaran pendanaan sejak tahun 2015.
Meskipun menghadapi tantangan finansial yang signifikan, dukungan dari investor besar dan strategi bisnis yang kuat diharapkan dapat membantu OpenAI mengatasi masalah ini dan terus berinovasi di bidang kecerdasan buatan.
JAVATEKNO
Kharisma Muzayyana